Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pembicaraan Lima Belas Menit ( Episode 7 )

4 Mei 2019   04:28 Diperbarui: 4 Mei 2019   04:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Agak mengkhawatirkan, kondisi bapak belum stabil, tadi pagi bapak, masih minta buatkan kopi susu, kemudian duduk di teras depan sambil membaca koran pagi, waktu saya kedalam menaruh nampan bapak seperti biasa baca koran, yang membedakan hanya biasanya kalau hari minggu, sebelum ke masjid bapak belum mandi, tapi pagi tadi sebelum ke masjid bapak mandi seperti bukan hari minggu," jelas bu Markus Susilo istri bosnya, menjelaskan ke Catur dan Dita saat tiba di UGD Rumah Sakit Parasamya.

"Maaf ibu jadi merepotkan kalian, habis ibu bigung mau ngomong sama siapa lagi, keluarga kami semua ada di Jawa." Lanjut bu bos

"Tidak apa bu," kata Dita sambal memeluk bu bos

"Ibu yang sabar, kita berdo`a saja semua untuk kepulihan bapak." Kata Dita

Ia, tadi pagi sekitar jam 6.30 pak Markus Susilo kena serangan jantung, dia sempat terjatuh dari kusi di teras depan dan tangannya masih memegang koran, untungnya tetangga lagi pada ngumpul sedang siap-siap mau berolah raga di komplek perumahan, bu Susilo minta tolong tetangga untuk mengangkat pak Susilo ke mobil dan membawanya ke Rumah Sakit ini.

Sudah dua jam lebih pak Susilo masih berada di ruangan ICU, masa kritisnya belum lewat, ada dua orang dokter di dalam ruangan ICU dan beberapa orang perawat yang keluar masuk dari tadi, tanpa memberikan penjelasan kepada ibu Susilo.

"Anak-anak di mana, bu ?" Catur memecah kesunyian

"Tadi lagi main sama temannya, ini lagi di jemput sama satpam komplek, mau di bawa ke sini." Jelas bu bos

Catur mengambil Hand Phone dari saku celananya, mencoba menelpon seseorang, beberapa kali ada nada dering tetapi tidak diangkat, Catur terus mencoba menghubungi, tetapi tetap sama, tidak diangkat.

Di depan ruang ICU tidak disediakan kursi, sehingga Catur, bu bos dan Dita, berdiri saja, Dita terlihat masih memegang tangan bu bos, mencoba memberi kekuatan dengan memegang tangan tersebut.

Catur kembali mengambil Hand Phone dari saku celannya, entah siapa yang di coba untuk di hubungi, nada panggilan ada, tetapi masih sama seperti tadi tidak diangkat, dia coba terus, dan entah untuk yang keberapa kalinya tilpun di jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun