Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mentimun di Sarang Durian

4 Maret 2019   07:24 Diperbarui: 4 Maret 2019   07:26 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketimun, mentimun, atau yang lebih dikenal di pasar timun, buah ini banyak terdapat di Indonesia, hampir di semua pasar menjual ini, ada berbagai jenis timun memang, timun ada yang suka memakan mentah, ada yang suka di campur dengan lalapan lain, kandungan air yang terdapat di dalam mentimun cukup banyak, sehingga lebih menyejukan, timun juga banyak di percaya untuk menurunkan tekanan darah tinggi, ada yang diminum berupa jus, ada juga yang memakan langsung.

Buah timun biasanya di petik masih dalam keadaan mentah, timun merupakan herba yang lemah, melata atau setengah merambat, dan timun hanya berbuah sekali saja kemudian akan mati.

Banyak vitamin yang terdapat di dalam mentimun, kalau mata perih kadang ada juga yang memanfaatkan mentimun sebagai penyejuk mata, dengan cara memotong tipis mentimun dan di letakan di kedua mata, sambal rebahan, mata akan terasa seger, biasanya dalam waktu 2 menit timun akan terasa panas, dan di ganti dengan potongan yang baru, agar mata segar kembali.

Ada lagi timun yang melegenda, dongeng ini bahkan ada serial kartun dan layar lebarnya, ialah timun mas, dogeng yang bersal dari Jawa Tengah ini, menceritakan seorang nenek tua yang tidak memiliki anak, dan selalu berdoa agar diberikan seorang anak, untuk menjaga dirinya nanti saat tua.

Terlepas dari cerita timun yang biasa kita makan dan dogeng timun mas, melihat dekatnya waktu pemilihan Presiden Republik Indonesia, tanggal 17 April 2019. 

Melihat mereka-mereka yang ada di kancah perpolitikan, ada yang memang punya kepentingan, ada yang hanya sekedar ikut-ikutan, ada yang memang ingin memperjuangkan, ada yang hanya sekedar untuk mencari simpati rakyat, ada yang mencintai NKRI atau yang hanya terucap cinta NKRI. Banyak kepentintangan dan banyak keinginan dari para penggiat politik di Negeri ini.

Kalau boleh saya berandai, apa nanti pemimpin saya ibarat buat dia adalah mentimun, yang berada diantara tumpukan durian, semangka, kelapa, melon, pepaya dan berbagai buah lainnya.

Mampukah ia menahan himpitan dan kuasa durian, yang memiliki duri siap mengoyak dan melobangi sang mentimun walau dia seorang pemimpin.

Atau buah-buah lain yang siap menghimpit sang mentimun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun