Mohon tunggu...
misbah nurihsan
misbah nurihsan Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa uin sunan kalijaga

ushuluddin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Hadis Dhaif Seputar Ramadhan

25 Mei 2022   00:11 Diperbarui: 25 Mei 2022   00:15 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analisis Sanad Hadis Seputar Ramadhan dalam Tafsir Al Durr Al Mantsur Karya As Suyuti---Kitab Al Durr Al Mantsur merupakan sebuah kitab tafsir bil ma'tsur yang masih murni menggunakan riwayat/atsar. Semua tafsir yang dicantumkan As Suyuti didasarkan kepada riwayat-riwayat hadis. Karakteristik yang menonjol dari kitab ini adalah sistematika penulisannya berupa kompilasi-kompilasi riwayat-riwayat hadis tanpa menyebutkan pendapat dan komentar pribadi As Suyuti, jadi kitab ini lebih mirip dikatakan semacam ensiklopedia tafsir. Pada kitab ini juga, Imam As Suyuti mencantumkan takhrij hadits, namun beliau tidak mencantumkan sanad secara lengkap, sehingga hadis tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu.

Pada artikel ini, penulis hanya memfokuskan kepada tafsir ayat mengenai kewajiban puasa ramadhan, yakni QS Al Baqoroh : 183-184. As Suyuti mencantumkan sekitar 322 hadis yang memuat 125 hadis yang membahas puasa secara khusus. Di antara 125 hadis tersebut, terdapat 24 hadis di antaranya yang merupakan hadis da'if. Sebanyak 9 hadis telah ditakhrij dan dinyatakan dhaif oleh Abdullah bin Abd al-Muhsin al-Taraki, sehingga masih ada 15 hadis da'if lainnya yang belum dianalisis jenis ke-da'if-annya[1]. 

 

Di sini, penulis akan mengambil salah satu hadits dari 15 hadis yang belum teranalisis, yaitu hadis  mengenai dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya neraka pada bulan ramadhan.

 

(). .. [2]

 

"Dari Anas berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sekarang tiba bulan Ramadan, karenanya pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan didalamnya pula syaitan memperdaya. Sangat rugi bagi orang yang mendapati bulan Ramadan namun ia tidak diampuni. Kalau ia tidak diampuni di bulan itu, lalu kapan?".

 

Imam As Suyuti menyebutkan dalam kitabnya takhrij hadits tersebut. Beliau menuturkan bahwa hadis ini ditakhrij dari Ibnu Abi Syaibah dan At Thabrani dalam Mu'jam Al Ausat. Imam Thabrani sendiri dalam Al Ausat menukil sanad ini dari Muhammad bin Marzuban dari Nuh bin Anas Al Muqri Ar Razi dari Abdurrohman bin Mughrom dari Muhammad bin Ishaq dari Fadhil bin Isa Ar Ruqosyi dari Yazid Ar Ruqosyi.[3] Beliau juga mengomentari tidak ada yang meriwayatkan hadis ini dari Ibnu Ishaq selain Abdurrohman bin Mughrom.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun