Mohon tunggu...
Misael
Misael Mohon Tunggu... -

Newbie meski udah bikin dari 2010

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

9 Sikap Haters yang Berbahaya

14 November 2016   00:20 Diperbarui: 14 November 2016   00:54 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

5. Merusak Persahabatan Persaudaraan
Kasus di atas itu nyata pas Pilpres 2014 kemarin. Link berita http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/11/1651131/Ada.Laporan.Dua.Pembuat.SIM.Berantem.gara-gara.Bahas.Capres
Sedih gue kenapa sesama saudara saling membenci hanya karena perbedaan paham. Indonesia ini dari dulu diharapkan supaya masyarakatnya nggak baperan loh, bisa menerima perbedaan dan mengevaluasi masalah secara kekeluargaan. Tidak apa-apa marah asal ya jangan sampai baper (masuk ke hati). Apalagi sampai merusak persahabatan.

Mending kalau pilihan politik memecah persahabatan karena memang agak wajar sih, ini memengaruhi langsung masa depan kita, politik juga memengaruhi ideologi seseorang yang bahayanya susah ditanggulangi.
Nah, ada yang bisa ribut padahal sahabatan (bukan ribut-ribut-ucul-ucul tapi ribut serius) contoh karena salah satu temannya suka sama Kangen Band yang satu hatersnya, wah kan lucu. Orang macam begitu menurut gue masih bisa dilawan dengan mengedukasi masyarakat dan selektif memilih karyanya. Se-bigot-bigotnya-bigotnya penggemar drama Korea mungkin masih bisa sadar dengan beberapa hal seperti kesibukan.

Ini beda sama kasus politik, yang biasanya kalau orang kedoktrin, wallahu alam.

6. Kompor Meleduk
Orang sini juga emang sukanya kompor, suka diakui kadang gue jadi kompor juga di skala kecil maaf :(. Bahkan yang memang brengsek adalah, sudah tau itu flammable eh masih aja dipancing biar kebakar.
Ngomporin itu bisa dari skala kecil yaitu ciee-ciee-ciee ke orang yang lagi mengejar cinta lalu hubungan keduanya kandas karena malu satu sama lain. Atau ada kasus, dijadikan senjata buat ngejelekin orang. Skala besar itu ngomporin masalah sehingga bikin negara riot, gak aman, dan, jebreet!!! Contohnya hasil Demo 411 kemarin, gue liat insiden ini LIVE ON TV, belum katanya ada yg ngacungin jari tengah ke kamera komp*s.

And, these are speculations of 411 demo. Menyangkut Cikeas, awas panas. Besok besok demonya demo masak aja ah.

Besok besok depan istana demo masak ah. Biar gak laku itu tukang getok harga di Monas. HAHAHA

7. Fitnah
Duh, ini mah udah kejam kalau sampai memfitnah karena benci. Bukan cuma di dunia perpilpresan, gue juga sering denger ada fitnah di dunia perolahragaan dan perfangirlan (ahahaah). Bahkan Infotainment juga dikata ghibah kok sama Luna Maya (nah! biar gak lupa sejarah, infotainment ini salah satu pemicu social media booming di Indonesia, dari sebelumnya orang mainnya blogspot).
Kalau di dunia politik? Sudah jelas sumber fitnah itu siapa, "nabi" Jonru, HAHAHA. 

8. Rasis
Ini bener bener keterlaluan kalau benci cuma karena SARA. Primitif. Baca tulisan ini deh http://m.kaskus.co.id/thread/54e1f4ed14088d111d8b4572/bikin-thread-sara-lo-primitif-gan/ .

9. Menjelekkan Orang Meninggal

Wah ini level paling pedas. Kalau makaroni ngehe level paling pedas ya Pitnah Bu Lilis. Masih fitnah. Realita di masyarakat, selalu ada orang yang senang elu mati! Saking sadisnya, nggak semua upacara kedukaan dihayati dengan sedih, ada aja yang air matanya kayak buaya.
Padahal gue selalu bilang, stop hating when your enemy has died. Benci itu jangankan dibawa mati, dibawa sampai matahari tenggelam aja gak boleh, HAHAHA.
Kasus parah ini ada di haters Olga dan Cendana. Pas Induknya Cendana lagi rame ramenya diberitakan meninggal, astaga, masih ada yang tega membahas kejelekan almarhum, bukan untuk evaluasi tapi memang sengaja menghina. Apalagi Olga, di mana mendiang wafat pada saat namanya lagi jelek di masyarakat, dan memang di Kaskus dulu banyak yang ngedoain mati, wah hati hati sama ucapan makanya!!!

Paling parah yang ini. SUDAH MENINGGAL dijadikan bancakan politik???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun