Mohon tunggu...
Mirna Basthami
Mirna Basthami Mohon Tunggu... Arsitek - Mirna Basthami

Arsitek lulusan Universitas Islam Indonesia dan Magister di bidang Urban Design lulusan Universiti Putra Malaysia dengan kajian utama Pedestrian Walkway for All. Tertarik pada bangunan tua,kota tua,sejarah kota,Kota Berkelanjutan, dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mabuhay Manila!

11 Maret 2019   09:36 Diperbarui: 25 Maret 2019   00:36 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota yang tidak teratur. Manusia di mana-mana. Namun, Kota yang berjiwa oleh manusianya. Instrumen-instrumen yang berperan sangat vital untuk menjadikan kota ini bisa dirasakan dari tulisan saya di atas.

Banyak orang memang belum tertarik ke bekas negara jajahan Spanyol ini. Secara wisata dan kuliner belum banyak yang tahu dan tereksplorasi apa saja yang menarik.

Kecuali setahu saya ada salah satu penerbangan yang membuat iklan tentang negara yang satu ini. Terlihat tentang keindahan alam yang mirip dengan di Indonesia. Memang terlihat dan dapat dirasakan, sangat mirip dengan keindahan alam Indonesia.

Dua bulan lalu, saya membuat perjalanan ke kota Manila. Ada dua penerbangan untuk sampai di kota sang penyanyi Christian Bautista yang terkenal dengan lagu-lagu romantisnya. Yaitu Philippines Airlines dan Cebu Airlines. Penerbangan yang terakhir ini seperti Air Asianya Malaysia. Berbiaya murah. 

Cukup jauh juga penerbangan yang saya tempuh selama enam jam dari Jakarta. Airport Manila Ninoy Aquino benar-benar terletak di tengah kota. Begitu keluar dari airport ini, cuaca lembab dan kering terasa di permukaan kulit. Terlihat banyak apartemen, gedung-gedung dan berbagai macam bangunan di sekitar airport ini. 

Kawasan yang cukup padat saya rasakan. Kemacetan dan udara yang panas menyambut kedatangan saya. Terlihat di dalam taksi yang saya tumpangi, lalu lalang manusia di mana-mana. Seolah-olah semua dikejar oleh sang waktu. 

Terlintas dalam pikiran saya, harus cukup bertahan keras juga kehidupan di negara ini. Muka-muka serius. Motor roda dua dengan tambahan bangku berpenumpang 6 orang. 

Terbayang kan betapa hidup di kota ini harus lebih bisa bertahan dari di Jakarta. Sepanjang jalan menuju ke hotel, terlihat juga jeepney yang antik berseliweran di mana-mana.

Untuk angkutan umum yang terakhir ini, benar-benar legendaris di Manila. Angkutan yang menyerupai jeep dengan bagian belakang memanjang. 

Dulunya digunakan sebagai transportasi untuk mengangkut tentara Amerika pada masa perang dunia kedua. Jeepney terus dipakai sampai sekarang sebagai salah satu moda transportasi di kota ini bahkan menjadi ikon negara ini. Bisa terlihat dari souvenir yang dijual sebagai oleh-oleh. 

Terasa dan memang sungguh terasa ketika tubuh ini menyusuri kotanya, Manila memang kota yang agak tertinggal jauh dari negara-negara Asia lainnya. Kota yang serba tidak teratur, tumbuh begitu saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun