Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Saling Bantu Ya

9 Agustus 2020   21:18 Diperbarui: 9 Agustus 2020   21:16 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com/Alexas_Fotos

Gadis itu resah menunggu seseorang. Menunggu sesuatu yang nampaknya sangat spesial. Padahal kakaknya sudah datang dari tadi. Namun diacuhkannya. Si kakak pun pulang sendirian.

Pagi berlalu. Matahari telah meninggi membentuk bayangan tepat di atas kepala. Langit senja menyala di langit biru. Hari sudah mulai gelap. Mentari sudah pulang ke peradaban. Jangkrik dan kodok siap memandu acara malam.

Mendung bersama petir tercipta meniadakan bintang dan bulan. Irama rintik hujan menempis pipinya yang merah. Berkali-kali air langit turun. Semakin resah. Semakin dia memilih menunggu.

"Ayo pulang! Ada kopi susu di rumah. Nanti kita minum bersama".

Kenikmatan yang sulit ditolak. Akhirnya gadis itu pulang juga. Bergandengan bersama sahabatnya dan kakaknya. Ah perempuan. Selalu merasa dekat dengan sahabat perempuannya. Bagaikan saudara katanya.

"Kita nikmati kegundahan bersama. Ini kopi susu kesukaanmu. Ayo diminum selagi panas" , sahabatnya menawarkan.

"Tolong bantu aku ya. Kita hadapi bersama!", kata si gadis penunggu itu.

"Tentu sobat. Kau sudah ku anggap seperti saudara", sahabatnya memberi semangat.

Indah jika dilihat. Sangat indah dirasakan. Kedua gadis itu pun masih berhangat ria. Melancarkan tawa, kenangan, dan alunan nada. Malam membersamai mereka. Suara jangkrik dan kodok jadi penontonnya. Hujan mereda. Bintang bulan menyapa malu-malu. Saling membantu dan bercerita peredam masa kesunyian hati.

Sungguh amatlah senang. Amatlah beruntung. Jika menemukan sahabat yang tepat. Berbagi tawa, sedih, gundah. Sedia diajak diskusi. Menggiring kepada jalan ilahi. Saling membantu & menasihati dalam kebaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun