Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Susah Move-on? Lakukan "Decluttering" yang Bisa Mengubah Hidupmu

25 Januari 2019   10:43 Diperbarui: 25 Januari 2019   17:05 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah mendengar istilah decluttering? Saya sadur dalam webnya dictionary cambridge: decluttering is to remove things you do not need from a place, in order to make it more pleasant and more useful. Artinya adalah memindahkan barang-barang yang tidak diperlukan dari suatu tempat agar membuat lebih nyaman dan lebih berguna. Marie Kondo telah menyinggung hal ini dari judul buku beliau. 

Dalam buku terjemahan bahasa Indonesianya "The life changing magic of tidying up (Seni beres-beres dan metode merapikan ala Jepang). Sedangkan dalam terjemahan bahasa Inggrisnya "The life changing magic of tidying up (the Japanese art of decluttering and organizing)".  Berarti bisa kita artikan secara ringkasnya decluttering adalah seni beres-beres, yang akan saya bahas di artikel ini.

Berdasarkan pengalaman saya, setelah membaca bukunya Marie Kondo dan juga mempraktikkannya. Saya telah merasakan dampak positif dari kegiatan beres-beres. Meskipun memang awalnya malas, apalagi jika harus dilakukan saat liburan. 

Mungkin kita berpikir lebih enak istirahat, jalan-jalan, atau main gadget. Kenapa harus repot-repot melakukannya? Eits! Tunggu dulu. Ada keuntungannya kok melakukan decluttering ini, yang tentunya sangat bermanfaat untuk kehidupan jangka panjang. Cek berikut ini!

1. Dengan memutuskan ingin membuang ataukah menyimpan berarti Anda harus mempunyai sikap asertif dan jujur dengan diri sendiri. Berani memutuskan dengan tegas mana yang akan disimpan dan mana yang akan dibuang. 

Tentu saja ini berdasarkan keputusan dari dalam hati Anda sendiri. Mana yang Anda sukai, dan mana yang tidak Anda sukai. Cobalah berdialog dengan diri Anda. Apakah barang ini masih berguna? Apakah barang ini memunculkan kebahagiaan?

2. Belajar ikhlas melupakan masa lalu. Ini saya temukan saat menimbang apakah barang ini mau dibuang ataukah disimpan? Berarti siap untuk move on, bersiap menghadapi masa depan. Jika misalnya Anda masih menyimpan barang yang mengingatkan tentang mantan. Bukankah akan lebih baik dibuang? Karena mantan tidak sepatutnya untuk dikenang.

3. Seharusnya dapat menghentikan kebiasaan boros belanja. Membeli barang sesuai dengan kebutuhan saja. Setelah berbenah, saya jadi enggan untuk belanja baju. Lemari saya sudah penuh dan saya merasa sudah pas dengan jumlah baju yang sekarang. Jika harus membeli barang, maka bersiaplah membuang barang lainnya yang tak terpakai.

4. Barang yang diputuskan untuk disimpan berarti Anda akan lebih menghargai barang tersebut. Anda harus benar-benar mengetahui letak penyimpanannya. Sehingga jika nanti akan digunakan, Anda tak perlu membutuhkan waktu lama untuk mencarinya. Menghargai barang berarti Anda akan menggunakannya. Jangan ditumpuk, didiamkan bertahun-tahun sampai berdebu, bahkan dijadikan rumah serangga. Uh, jorok sekali.

5. Barang-barang yang tak terpakai dan masih layak pakai, jangan dibuang. Donasikan saja agar menjadi sedekah jariyah. Daripada ditumpuk dalam lemari. Alangkah lebih bermanfaat jika digunakan orang lain.  

6. Bisa mendatangkan nasib baik. Hal ini sebenarnya relatif, tergantung dari keadaan dan cara berpikir setiap individu. Kalau saya setelah berbenah menemukan tas ayah yang bisa saya gunakan. Lumayan kan jadi tak perlu membeli tas baru. Saya menemukan buku tahunan SMA. Semoga ke depannya bisa terus mendatangkan nasib baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun