Mohon tunggu...
Meirna Fatkhawati
Meirna Fatkhawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia menulis || "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain" || Salam Literasi || silahkan berkunjung www.mirnaaf.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Hujan yang Tak Biasa (bag 2)

20 Januari 2019   07:04 Diperbarui: 20 Januari 2019   07:14 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : photobucket

Bapak Aldi sudah pensiun. Tidak bekerja lagi. Kesibukannya sekarang adalah menjadi pengurus masjid. Ibu nya adalah seorang guru. Aldi anak terakhir dari 3 bersaudara. 

Aldi memiliki satu kakak laki-laki dan satu kakak perempuan. Hanya Aldi saja yang masih bersekolah. Kakaknya sudah bekerja semua. Menurut sebagian orang, menjadi anak bungsu adalah yang paling banyak mendapat perhatian orang tua. Kecuali Aldi, kenyataan tak sesuai kata orang.

Bulan puasa tahun ini lebih banyak mendungnya. Ini sebuah anugerah kah? Umat muslim jadi tidak terlalu kehausan karena matahari tak begitu terik. Tidak enaknya cucian di rumah jadi lepek dan gak kering. Baunya juga apek. 

Akan tetapi, lebih baik disyukuri saja. Alhamdulillah. Aldi pada bulan puasa ini agak sibuk. Kegiatannya kalau pagi ikut kelas Bahasa Arab sampai waktu zuhur. Waktu sorenya membantu masjid dekat rumah untuk menyiapkan berbuka.

Pagi harinya sebelum wisuda, langit mendung. Wajah Aldi juga ikut mendung. Lesu tak bersemangat. Padahal dia kalau makan sahur bisa menghabiskan 2 piring. Bangun pun mepet waktu subuh. Katanya biar solat subuhnya gak ketinggalan.

Mendung di rumah, belum tentu sama di sekolah Aldi. Sebelum acara wisuda, Aldi dan teman-teman wajib melakukan gladi resik. Persiapan wisuda agar acara wisuda berjalan sukses. Bolak balik ke sekolah membuat Aldi izin tidak bisa mengikuti kelas Bahasa Arab. Juga tak bisa menyiapkan makanan berbuka. Sungguh melelahkan bagi Aldi.

"Aldi, bagaimana persiapan wisudamu? Beres kan? Mamah kasihan lihat kamu bolak-balik sekolah. Yah walaupun pakai motor tapi kan capek juga ya", ujar Mamah pada suatu sore sebelum azan magrib, di sudut ruang tamu.

"Capek mah. Rasanya pengen batal puasa aja deh. Hausnya itu loh. Bikin tenggorokan kering", canda Aldi ke Mamah.

"Hush ojo bilang gitu to dek. Kalau kamu udah niat puasa pasti kuat. Kamu pulang dari sekolah istirahat aja. Gak usah bantuin Bapak mu di masjid. Biar warga lain yang ngurus," jelas Mamah.

"iya mah. Aldi capek banget. Hari ini sudah beres kok. Yang bikin kesel itu beberapa kali harus ngulang baris. Naik panggung. Turun panggung. Ada nama murid yang salah. Revisi terus gak kunjung kelar. Ada masalah ini lah. Itu lah", cerita Aldi ke Mamah.

"Yowes sabar dek. Lagi puasa perbanyak sabar ya. Besok kita keluar yuk beli kemeja buat kamu. Biar bisa dipakai wisuda. Belum punya kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun