Mohon tunggu...
Mira RamadiniFitriah
Mira RamadiniFitriah Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Maritim Raja Ali Haji

Ayo! Berantas kecurangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyelenggaraan Pilkada Bebas Korupsi

4 Desember 2020   13:00 Diperbarui: 4 Desember 2020   13:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Mira Ramadini Fitriah Passabbi, ingin menyampaikan opini saya yang bertema Penyelenggaraan Pilkada Bebas Korupsi.

Bagaimana menghilangkan korupsi? Apakah korupsi itu noda yang sangat susah dihilangkan.
Korupsi atau rasuah adalah tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan yang secara tidak wajar adapun legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang di kuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Korupsi itu sangat meresahkan layaknya kutu di kepala. jika orang tua dulu mengatakan matikan induknya terlebih dahulu kutu akan hilang.


Korupsi itu sangat meresahkan, tidak ada senjata ampuh untuk memberantas korupsi. Berbagai upaya untuk menghapuskan koruptor tetapi layaknya belut para koruptor tetap mampu mencari jalan untuk korupsi. Apa yang dibutuhkan saat ini? Kerjasama lah yang sangat dibutuhkan saat ini.


Pernah mendengar mantan narapidana bisa mencalonkan diri lagi? Ketika mendengar dari Mahkamah Agung (MA) yang memperbolehkan mantan narapidana korupsi untuk maju sebagai calon wakil rakyat, tentu kita sebagai masyarakat merespon negatif terkait keputusan tersebut. Apalagi yang mencalon kan diri menjadi wakil rakyat yang berstatus mantan narapidana korupsi. Sosok yang telah berkhianat pada rakyat dan negara. Uang dari rakyat yang harus nya bisa di pakai untuk negara ini, malah di pergunakan untuk kepentingan pribadi.


Untuk apa mantan narapidana maju, padahal masih banyak Warga negara Indonesia (WNI) yang lebih berhak maju sebagai calon wakil rakyat.


Negara ini sebenarnya banyak orang yang pintar, hanya saja kita kekurangan orang yang jujur. Gaji sudah besar, fasilitas sudah di berikan tapi kenapa  mereka masih memakan uang rakyat. Jika dilihat dari berita televisi, rata-rata yang berkorupsi ialah para pejabat tinggi.

Padahal tanpa rakyat, mereka tidak mungkin bisa maju sampai disitu.

9 Desember 2020, akan diadakan pilkada serentak. Pilkada adalah pemilihan kepala daerah yang di lakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif ke tempat yang memenuhi syarat.


Bagaimana dengan kalian? Sudah mempersiapkan siapa yang akan dipilih? Visi misi mereka sudah terlihat jelas atau amplop coklat/putih sampai di tangan?

Saya sedikit cerita, di saat saya berumur sekitar 15 tahun, saya mendengar jika ada seseorang memberikan bingkisan untuk memilih nomor nya, saat itu saya tidak tau menau untuk apa itu semua. Tapi ketika umur saya 18 tahun, saya sedikit mengerti tentang itu, tetapi tidak bisa untuk langsung menyalahkan mereka. Apakah mereka membeli suara rakyat? Suap menyuap? Atau ciri-ciri orang  yang akan berkorupsi.
Di saat itu saya tidak mungkin berpikir mereka memberi karena hanya ingin suara rakyat, bisa jadi mereka ingin membantu masyarakat di sini. Bukan begitu?

Tetapi ketika melihat berita penangkapan para korupsi, saya sedikit heran. Kenapa mereka harus korupsi? Dan kenapa rata-rata para pejabat tinggi yang melakukan korupsi? Apakah gaji mereka tidak mencukupi kebutuhan mereka atau mereka terlalu menginginkan uang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun