Mohon tunggu...
Miramira Ntapjiwa
Miramira Ntapjiwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanyalah seorang mahasiswa sastra yang sebenarnya nilai bahasanya juga tidak kalah jeblog dengan nilai lainnya

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Takoyaki Gindaco, Snack Jepang Berbentuk Bulat Tapi Bukan Tahu Bulat

7 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 7 Juni 2021   18:48 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyaris Semua orang di Indonesia pernah setidaknya mendengar kata takoyaki setidaknya satu kali. Entah ketika sedang memesan makanan di restoran bertema negri sakura itu atau ketika sedang mengunjungi event jejepangan seperti Mangafest atau AFA. Jajanan ini tidak pernah absen dalam setiap festival jejepangan.

            Takoyaki dikenal sebagai jajanan berbentuk bulat dengan isian daging gurita yang sudah dipotong menjadi ukuran bitesize. 

Takoyaki terbuat dari tepung terigu yang dimasak dengan alat pemanggang yang berbentuk seperti bolongan untuk memasukkan adonan takoyaki. Kemudian disajikan dengan saus, mayones, dan topping berupa katsuobushi dan parsley bubuk.

            Awalnya Jepang hanya memiliki makanan yang bernama choboyaki, yaitu makanan yang dibuat dengan tepung terigu kemudian diisi dengan menggunakan konnyaku. Kemudian dari choboyaki, berubah menjadi rajioyaki yang dibuat dengan urat sapi. Pada tahun 1933, ada sebuah kios yang bernama Aizuya yang memodifikasi rajioyaki dengan isi daging sapi dan menamakannya nikuyaki. Pada tahun 1935, Aizuya kembali memberi aransemen dengan panutan makanan bernama akashiyaki yang berasal dari kota Akashi yang dinamakan sebagai takoyaki seperti yang kita kenal sekarang.

            Di Jepang, harga takoyaki untuk 1 porsinya berkisar 200-550 yen dengan isi normalnya 6 buah takoyaki per porsi. Di Jepang sendiri takoyaki menjadi makanan wajib yang tidak pernah absen dari stand stand festival karena takoyaki sangat digemari oleh orang-orang Jepang. Biasanya takoyaki dimakan menggunakan tusuk gigi, namun takoyaki di Tokyo dimakan menggunakan sumpit sekali pakai seperti di Indonesia.

            Di Osaka, takoyaki menjadi makanan kebanggaan dan sering dijadikan lauk untuk dimakan bersama dengan nasi karena rasanya yang bisa dibilang gurih. 

Di Osaka juga takoyaki saking menjadi kebanggaan orang Osaka, diberitahukan bahwa wajan takoyaki merupakan salah satu perabot rumah tangga yang harus dihadiahkan orangtua kepada anak perempuan yang menjadi pengantin.

Takoyaki yang berasal dari toko Gindaco memiliki tampilan berwarna bulat seperti bola bekel. Takoyaki memiliki wangi yang kuat hingga dapat dicium dari arah ruang tamu (jarak antara meja makan dan ruang tamu dirumah saya sekitar 10 meter). Diatas takoyakinya diberikan saus takoyaki, katsuobushi, mayonaise dan juga parsley untuk menambah rasa pada takoyakinya. 

Ketika ditusuk menggunakan tusuk gigi, wangi adonan tepung bercampur dengan saus takoyaki semerbak disekitar hidung, membuat cacing yang ada di perut seriosa meminta agar segera diisi karena keluarga saya sangat amat menyukai makanan pedas, saya menambahkan campuran bon cabe di atas takoyakinya ditambah dengan sambal botolan untuk menambah rasa pedas dari takoyakinya.

Pada gigitan pertama takoyakinya, asap panas dari dalam takoyaki seakan meledak memenuhi mulut. Kunyahan pertama saya dapat merasakan perpaduan antara tekstur kulit takoyaki beserta katsuobushi, mayonnaise, parsley dan juga sambal terpadu secara baik dan penuh harmoni. 

Pada kunyahan kedua akhirnya saya dapat merasakan tekstur gurita yang berada di dalamnya. Tekstur gurita yang cukup liat membuat saya butuh tenaga ekstra untuk mengunyahnya namun hal tersebut memiliki daya tarik tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun