Mohon tunggu...
Muhammad Ali
Muhammad Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Berdaulat Atas Diri Sendiri

AKU MENULIS, MAKA AKU ADA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengulas Kompleksitas Peradaban Manusia Dalam Memahami Pikiran

12 Januari 2022   14:05 Diperbarui: 12 April 2023   07:06 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : intisari.grid.id

Saya kira, memahami suatu penalaran tak jauh bedanya bak seorang mahasiswa mengerjakan soal ujian Basic Science atau Ilmu Pengetahuan Murni yang penuh dengan formula. 

Terbilang sukar, iya memang. Dalam beberapa momen sebelum mulai menuliskan kata per kata dalam artikel ini, saya akhirnya kembali teringat perihal apa yang dikatakan oleh seorang filsuf dan idealis dari Jerman serta menjadi sumber inspirasi bagi Karl Marx, yakni G.W. Friedrich Hegel yang menciptakan buku berjudul "Philosophy of History". Beliau berkata bahwa, "Zaman selalu berkembang ke arah yang lebih rasional". Dalam ungkapan tersebut, pada akhirnya saya berniat memberanikan diri untuk menulis artikel ini sebagai bahan pembelajaran bagi diri saya agar dapat memperluas wawasan. Besar harapan, kiranya artikel ini dapat pula memberikan dampak positif bagi kompasianers. So, hope you enjoy it guys! :)

Source : sosial79.com
Source : sosial79.com

Tentang manusia dan kehidupan nya, filsafat dan ilmu pengetahuan telah menggunakan beberapa metodologi untuk memahami kompleks nya suatu penalaran. Disini, manusia dipahami sebagai makhluk yang berakal budi. Dengan akal budinya, manusia mampu bekerja sama, dan kemudian mewujudkan visi hidup mereka menjadi kenyataan.

Tidak hanya akal budi, manusia juga merupakan makhluk emosional. Mereka mampu merasa, dan bertindak dengan berdasarkan perasaannya itu. Mereka juga mampu merasakan kasih kepada manusia, makhluk hidup dan benda mati lainnya. Perpaduan antara akal budi, emosi dan kerja sama menghasilkan peradaban manusia beserta kompleksitasnya.

Bisa disimpulkan pula, bahwa realitas adalah hasil bentukan dari pikiran kita. Karena pikiran dan pemahaman kita berubah menurut dengan pengamatan dan kesan, maka realitas hidup kita pun juga ikut berubah. Hari ini, kita merasa bahagia. Besok atau lusa, masalah akan datang menghampiri. 

Pikiran kita begitu mudah berubah, karena ada beberapa aspek yang mempengaruhi seperti mulai dari kondisi biologis sampai sosial politik. Oleh karenanya, kita mampu membuat suatu kesimpulan, bahwa pikiran kita bukanlah kebenaran itu sendiri. 

Sedangkan dalam ilmu filsafat yang saya ketahui, kita diajarkan untuk tidak terburu-buru percaya dan meyakini sesuatu serta menggunakannya dalam sebuah argumen yang kita buat. Namun, ilmu filsafat justru melatih kita untuk ragu-ragu dengan beragam kesimpulan yang diambil dengan cepat.

Yaitu seorang filsuf yang paling berpengaruh dalam sejarah, yakni Socrates dari Yunani Kuno pernah mengatakan persoalan ini. Dia berkata, bahwa seseorang yang mempelajari filsafat itu memiliki pengetahuan khusus. Yaitu, bahwa dia tahu bahwa dirinya tidak tahu. Sedangkan orang yang tidak mempelajari filsafat, orang yang hidupnya lempeng, mengikuti aturan-aturan masyarakat atau teori-teori yang dianggap benar. Mereka tidak tahu bahwa mereka itu tidak tahu. Jadi, dia mengira jika dia tahu segala macam hal di dunia ini. Padahal, sebenarnya dia tidak mengetahui hal itu.

Hal ini merupakan benih dari apa yang disebut sikap kritis. Sikap kritisnya Socrates tersebut merupakan sikap yang menyadari dari awal bahwa dia tahu jika ada hal yang tidak dia ketahui. Dan oleh karena itu, dia akhirnya mencari tahu. Dan ini sangat berbeda sekali dengan sikap orang yang tidak kritis. Bahkan dia tidak tahu jika dirinya tidak tahu, namun dengan sikap seperti itu dia menganggap bahwa dirinya merasa tahu tentang segala sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun