Kondisi rumah panggungnya pun sangat pengap dan tidak layak huni. Di dalam rumahnya terdapat dapur yang masih menggunakan tungku kayu. Peralatan makannya pun sangat sederhana. Untuk makan karena yang didapat oleh Pak Otang kadang tidak menentu, mereka lebih sering makan dari hasil ladang milik tetangganya. Agus dan orang tuanya tidur dengan alas seadanya tanpa kasur. Tidak ada sarana MCK di rumah tersebut. Untuk mandi mereka harus pergi ke sumur tetangganya begitu juga dengan persediaan air harus mengambil dari sumur tetangganya.
Perjalanan ke rumahnya memerlukan waktu 15 menit menggunakan motor dengan kondisi jalan yang tidak selamanya mulus dan di cor. Tapi karena mereka tidak punya kendaraan, Agus berjalan kaki ke sekolah dengan waktu 30 – 40 menit.
Agus merupakan tipe pemalu tapi menurut Bu Fatma, Agus mempunyai semangat yang tinggi untuk sekolah. Dia tidak merasa minder meskipun belum lancar membaca ataupun menulis dan tidak minder dengan kondisi hidupnya yang jauh dari kekurangan. Cita-cita Agus ingin menjadi orang sukses dengan harapan mengangkat derajat dan kehidupan dia dan orang tuanya. Masih menurut Bu Fatma, dari uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya, sering disisihkan setengahnya oleh Agus untuk menabung.
Pak Otang memang sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa sumbangan setiap 3 bulan sekali sebesar 500 ribu namun Pak Otang masih punya keinginan untuk memperbaiki rumahnya yang bilik rumahnya sudah banyak yang rusak dan atap rumahnya yang bocor. Pak Otang memiliki keinginan agar dia, istri dan anaknya bisa tidur di tempat yang layak dan tidak sering sakit badan.
Agus sendiri mempunyai keinginan untuk mempunyai sepeda sebagai kendaraan yang dia gunakan ke sekolah agar dia tidak terlalu lama untuk melakukan perjalanan ke sekolah.
Nenek Ikif
Saya tidak sengaja bertemu Nenek Ikif (70 tahun). Saat itu Bu Fatma melihat dua gubuk di pinggir rumah Pak Otang. Ternyata dari dua rumah itu ada satu rumah sempit yang didalamnya terdapat seorang nenek yang tinggal sendirian di rumah itu dalam keadaan berbaring terkena penyakit stroke.