Mohon tunggu...
Mira Miew
Mira Miew Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Menulis adalah panggilan hati yang Tuhan berikan. Caraku bermanfaat untuk orang banyak adalah melalui Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Babe, Muka Kampung Rejeki Kota

18 September 2017   10:38 Diperbarui: 18 September 2017   13:49 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumentasi Teater Abang None

Babe, Muka Kampung Rejeki Kota.

Sebuah pertunjukkan drama musikal oleh Teater Abang None Jakarta yang diproduseri oleh None Jakarta 1993, Maudy Koesnaedi. Ini merupakan produksi ke-10 dari semenjak teater ini terbentuk sekitar tahun 2009.

Teater Abang None adalah Teater yang berdiri atas Prakarsa Maudy Koesnaedi sebagai bentuk sumbangsih dan usaha dalam melestarikan budaya Betawi, serta sarana untuk memotivasi dan memberikan kesempatan kepada para Abang None Jakarta turut serta dalam usaha tersebut.

Babe, Muka Kampung Rejeki kota yang pertunjukkannya digelar pada tanggal 15 - 16 September 2017 di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki menampilkan cerita tentang seniman Betawi yang sangat melegenda sekali yaitu Alm. Benyamin Sueb dan ini pertama kalinya Teater Abang None mengadakan pertunjukkan Drama Musikal.

Pertunjukkan Babe, Muka Kampung Rejeki Kota prosesnya dimulai dari tahun lalu. Setelah meminta izin dari keluarga besar Alm. Benyamin, Mpok Mod begitu biasa Maudy Koesnaedi dipanggil oleh Abang None, kemudian menyusun dan menulis ceritanya bersama Teguh Yasa. Karena ini drama musikal, Mpok Mod dibantu oleh penata musik yang sudah tidak asing lagi, Ifa Fachir. Dari 300 lagu alm. Benyamin, akhirnya terpilih 30 lagu yang akan ditampilkan di drama musikal ini. Drama Musikal Babe, Muka Kampung Rejeki Kota disutradarai oleh Agus Noer, sosok yang sudah tak asing lagi dalam dunia teater negeri ini.

Menonton drama musikal Muka Kampung Rejeki Kota, selama dua jam dan dibagi menjadi lima sketsa cerita, kita disuguhi oleh lagu-lagu alm. Benyamin yang diaransemen ulang dengan jenis musik yang "kekinian". Perpaduan pemain orkestra dengan pemain gambang kromong justru membuat musiknya terasa lebih asyik dan catchy terdengar ditelinga. Meskipun saya sebagai penulis tidak terlalu hapal semua lagu-lagu alm. Benyamin tapi saya menikmati sekali musiknya ditambah vokal suara para abang none yang sangat pas membawakan lagu-lagunya. Belum lagi penampilan apik abang none yang terlibat di pementasan ini, mereka bisa membawakan dengan baik cerita dari setiap sketsa.

Kehadiran Abang dan Mpok Jantuk yang dibawakan oleh Indra Bekti dan Astri Ovie membawa suasana pertunjukkan ini lebih menarik lagi dan sangat terhibur. Celotehan Indra Bekti dan Ovie yang berperan sebagai narator dari setiap sketsa sangat menghibur penonton. Walaupun Indra Bekti tidak terlalu hafal dialognya tapi untungnya hal itu bisa diimbangi oleh keberadaan Ovie yang bisa menutupi kekurangan Indra Bekti yang memang tidak pernah latihan.

Foto : Dokumentasi Teater Abang None
Foto : Dokumentasi Teater Abang None
Dalam Drama musikal ini kita disuguhi oleh cerita alm. Benyamin dari kecil, remaja, ketika meniti karier, hingga beliau wafat. Kita juga mendengarkan cerita pengalaman seru dari beberapa seniman yang pernah beradu akting dengan Alm. Benyamin seperti Ida Royani, Christine Hakim ataupun Rano Karno.

Akting dan tarian yang disuguhkan oleh para abang none juga sangat bagus sekali. Mereka tidak hanya hebat dalam berakting tapi juga menari dan menyanyi. Salut dan kasih acungan jempol kepada para abang none yang terlibat di pementasan ini karena ditengah kesibukan mereka sebagai pekerja kantoran, tapi masih menyempatkan diri untuk terlibat di pementasan teater ini dan menjalani latihan di malam hari selama beberapa bulan.

Drama musikal ini bukan sekedar drama musikal belaka yang hanya dibuat untuk menghibur penonton tapi juga mengedukasi kita sebagai penonton tentang sosok seorang seniman besar,  bahwa Alm. Benyamin tidak cuma seniman saja tapi juga sebagai sosok panutan kita semua. Meskipun hidupnya penuh liku tapi tetap sabar dan tetap semangat. Meskipun akhirnya menjadi terkenal tapi tetap menjadi sosok yang rendah hati, sederhana dan mengayomi. Bahwa selama hidupnya beliau berdedikasi tinggi dengan apa yang beliau cintai yaitu pekerjaannya sebagai seniman.

Teater Abang None juga menjadi contoh buat kita semua bahwa saat ini masih ada sosok seperti Mpok Mod dan para Abang None sebagai perwakilan generasi muda yang mau dan semangat untuk terus menjaga budaya Betawi. Negeri ini membutuhkan mereka, generasi muda yang di era milineal tapi tetap cinta dan mau melestarikan budayanya sendiri. Bahwa negeri ini membutuhkan Mpok Mod - Mpok Mod lain yang mau meluangkan materi, waktu, tenaganya untuk tetap menjaga benang merah kebudayaan negeri ini agar mudah diserap maupun tetap dicintai oleh generasi sekarang.

Sukses selalu untuk Teater Abang None.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun