Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Pengalaman Jadi "Volunteer" Berdampak Besar pada Karier?

14 Oktober 2021   17:46 Diperbarui: 16 Oktober 2021   10:31 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi volunter| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Apa yang terbersit di pikiran Anda saat mendenger kata volunteer atau relawan? Pejuang sosial? Social justice warrior (SJW)? Aktivis? Orang-orang yang peduli, punya empati yang berwujud aksi?

Ya, semua benar. Namun, tidak jarang stigma-stigma negatif juga melabeli relawan hanya sebagai aktivitas sampingan untuk mengisi waktu luang, pekerjaan sia-sia tanpa bayaran, hingga sekumpulan orang yang "sok peduli". Benar-benar kejam.

Padahal menjadi relawan itu tak mudah dan memerlukan pengorbanan. Bahkan, pengalaman menjadi relawan bisa sangat bermanfaat buat karier kita. Serius? Serius dong. Simak yuk alasannya kenapa. 

CV lebih bernilai

Kandidat yang dicari human resources development (HRD) sudah pasti yang memiliki pendidikan, pekerjaan, achievement, dan skill mentereng. Namun tidak sebatas itu, sebab HRD juga ternyata mempertimbangkan aspek lain, seperti sifat yang peduli dan punya empati.

Pasalnya, orang dengan karakter demikian diyakini bisa memunculkan positive vibes di lingkungan kerja. Mereka tak akan segan-segan membantu rekan kerja yang kesulitan, berbagi pendangan untuk perkembangan yang lebih baik, dan antusias dalam pekerjaan. 

Karena itu, tidak perlu ada ragu lagi di antara kita, eh maksudnya, mencantumkan pengalaman Anda menjadi seorang relawan di CV, ya. 

Terbiasa kerja sepenuh hati 

Relawan identik dengan kerja tanpa dibayar. Untuk melakukan hal ini tentu dibutuhkan sikap ikhlas. Sementara bagi Anda yang pernah menjadi relawan di bidang sosial, lingkungan, dan pendidikan, pasti setuju bahwa sikap empati adalah modal utamanya.

Menariknya, semua itu merupakan nilai-nilai yang dapat diaplikasikan di dunia kerja.  Kerja ikhlas dan empati yang sudah terasah sejak saat menjadi relawan memungkinkan kita untuk mengerjakan tugas kantor dengan sepenuh hati, karena sudah terbiasa. 

Bukankah pekerjaan yang dikerjakan dengan hati akan lebih baik hasilnya dibandingan pekerjaan yang dilakukan setengah hati? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun