Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Awaludien
Muhammad Iqbal Awaludien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis konten suka-suka!

Berbagi informasi dan gagasan. Tergila-gila pada sastra, bola, dan sinema. Email: iqbalawalproject@gmail.com Blog: https://penyisirkata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film "Terbang Menembus Langit", Karya Anak Bangsa yang Layak Ditunggu

21 Februari 2018   09:58 Diperbarui: 21 Februari 2018   10:09 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diskriminasi yang dialami WNI keturunan Tionghoa tak pernah habis dibahas. Diabadikan dalam berbagai medium seni, mulai dari sastra hingga film. Di medium sastra, kita bisa sebut kumpulan cerpen karya Veven Sp. Wardhana Panggil Aku Peng Hwa (Kepustakaan Populer Gramedia; 2002) dan antologi puisi esai karya Denny JA Atas Nama Cinta  (Renebook; 2012). Keduanya berkisah, sebagian besarnya tentang kekerasan yang dialami oleh WNI keturunan Tionghoa selepas Tragedi 98.

Di medium film lebih banyak, meski masih dalam tarap hati-hati dengan menyiasatinya melalui narasi perbedaan. Untuk menyebut beberapa nama, ada  Cin(T)a (Sammaria Simanjuntak; 2009), 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta (Benni Setiawan; 2010), ? (2011) dan Cinta Tapi Beda (2012) karya Hanung Bramantyo, 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta (Benni Setiawan; 2010), dan Ngenest(Ernest Prakasa; 2015).

ngenest-5a8cde12cf01b41b591f62a2.jpg
ngenest-5a8cde12cf01b41b591f62a2.jpg
Salah satu adegan dalam Ngenest, diskriminasi dalam balutan drama komedi (Cinemapoetica.com)

Nah, terobosan lebih berani kini datang dari Fajar Nugros dalam film berjudul Terbang Menembus Langit yang segera rilis, yaitu tentang perjuangan seorang WNI keturunan Tionghoa dalam meraih mimpi di tengah gejolak politik. 

Hal tersebut jelas terlihat dalam trailer yang dipublikasikan di Youtube oleh channel Demi Istri Production. Di sana ada sebuah sceneyang menayangkan orang-orang menjarah toko, membakar kendaraan, dan di tengah-tengah chaos itu ada seorang wanita keturunan Tionghoa terjebak bersama suaminya. Tentu saja hal tersebut akan mengingatkan kita terhadap gejolak politik masa reformasi 98.

Namun jika melihat trailer-nya secara keseluruhan, film karya seorang sutradara yang terkenal dengan film bergenre drama dan komedi, seperti Queen Bee (2009), Cinta Brontosaurus (2013), Bajaj Bajuri The Movie (2014), 7/24(2014), dan remake Jakarta Undercover (2017) ini, tidak terjebak dalam romantisme dan pretensi untuk mengorek-ngorek  luka lama.

Lebih dari itu, film Terbang Menembus Langit, adalah film bergenre drama tentang seseorang yang ingin mengubah nasibnya. Tidak beda dengan mimpi orang daerah kebanyakan di Indonesia, tokoh utama yang diperankan Dion Wiyoko bernama Chun, ingin mengubah nasibnya menjadi lebih baik dengan cara yang sudah mendarah daging di Indonesia; merantau ke kota.

Singkat cerita Chun merantau ke Surabaya. Merasa sudah cukup berhasil, dia lalu mengajak serta merta istrinya yang sedang hamil untuk meraih mimpi bersama-sama. Pertama-tama, semua berjalan indah, tapi potongan-potongan scene dalam trailer kemudian berubah menjadi tangisan, teriakan, dan ekspresi-ekspresi keputusasaan yang mengisyaratkan bahwa menaklukkan tanah rantau tak semudah menaklukkan ketakutan.

Yang menarik, sinematografi dalam film ini sangat menonjolkan setting masyarakat kelas bawah. Di kota ada gang-gang sempit, warung-warung kecil, pedagang kaki lima di pemukiman kumuh, dan rumah kontrakan serba kotor. Di desa (mirip di Bangka Belitung atau daerah Kalimantan), lanskap tak jauh berbeda bisa disaksikan dari alam berupa pantai yang dipenuhi perahu nelayan, pasar desa, dermaga, dan rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu. Kalau penasaran ingin nonton trailernya, bisa cek di bawah:

Sinematografi tersebut seakan ingin memberi pesan bahwa WNI keturunan Tionghoa tidak selalu kaya dan berlimpah harta seperti anggapan banyak orang. Kenyataannya, tak sedikit dari mereka pun berada di bawah kemiskinan. 

Dan untuk mengubah ketidakberuntungan itu, mereka pun sama; berjuang meraih mimpi ke kota. Berbaur dan berjuang bersama semua orang, tanpa membedakan status dan latarbelakang etnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun