Mohon tunggu...
EGOST
EGOST Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Likufaksi, Pelenyap Seluruh Bangunan

21 Februari 2019   22:10 Diperbarui: 21 Februari 2019   22:27 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 28 September 2018 lalu, Palu dilanda bencana yaitu gempa dan tsunami yang menewaskan seribu lebih orang. Namun dibalik semua bencana tersebut, ada satu lagi bencana yang hanya menipa pada satu kampung yang bangunanya menghilangdi telan bumi, bencana ini dinamakan bencana Likuifaksi. Likufaksi merupakan fenomena langka yang terjadi di dunia ini.

Kejadian likufaksi sudah ada dalam Al-Quran surat Al-Qashash ayat 81 yang artinya “Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya kedalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” 

Dari ayat tersebut tergambar kejadian likufaksi pada jaman Nabi Musa as, yaitu yang menimpa Qarun beserta hartanya yang di tenggelamkan kedalam tanah akibat kekikiranya terhadap orang lain. Kejadian seperti ini tidak terjadi hanya di Palu saja, dibelahan dunia lain juga ada, seperti kejadian Likufaksi yang terkenal di Niigata, Jepang pada tahun 1964 yang mengakibatkan bagunan rusak yang di sebabkan oleh pasca gempa 7,5 menguncang kota Niigata, Jepang.

(itb.ac.id) Menurut ahli Geologi, Dr.Eng.Imam Achmad Sadisun dari kelompok Keahlian Geologi Terapan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB menjelaskan, fenomena likufaksi secara sederhana dapat diartikan sebagai perubahan materi yang padat (solid), dalam hal ini berupa endapan sendimen atau tanah sedimen , yang akibat kejadian gempa, material tersebut seakan berubah karakternya seperti cairan (liquid).

Likufaksi merupakan fenomena yang sangat mengerikan, yang dapat memakan apa saja yang ada di atas tanah jenuh tersebut. Kita selaku manusia, harus selalu meminta ampun terhadap Allah SWT, karena kita tidak tahu dengan adanya bencana ini apakah ini adalah murka Allah ataukah ini adalah cobaan dari Allah.


Ditulis oleh :

Nama : Fikri Fauzi
Kelas : XII MIPA 3
Instagram : frey_fikri086
Gmail : fikrifalenas@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun