Mohon tunggu...
Paijo Panduprodjo
Paijo Panduprodjo Mohon Tunggu... Konsultan - jangan bosan untuk berbuat baik

Pernah mengajar di Universitas Jember, pernah menjadi konsultan Proyek SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) dan DAPS (Disaster Awareness in Primary School). Peduli pada pengembangan IPA melalui pembelajaran yang berbasis pada fakta dan konsep serta tidak berdasarkan pada hafalan semata. Metode pembelajaran IPA yang berbasis pada NGAJARI dan bukan NGABARI akan lebih membuat anak-anak kita menjadi cerdas dan lebih dekat dengan Tuhan karena dalam setiap pembelajaran IPA konsep apapun selalu bisa menyertakan keagungan Tuhan dalam setiap penyampaiannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konstruksi Konsep Cahaya untuk SD (bagian 2)

25 Mei 2013   08:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:03 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13694439841098620724

Kata para Ulama, membagi ilmu kepada yang memerlukan kemudian orang lain memanfaatkan ilmu tersebut bisa jadi bekal buat kita dalam kehidupan di hari kemudian (ilmu yang bermanfaat). Pada kesempatan ini dan kesempatan yang lain dari posting di kompasiana dengan tema konstruksi konsep diupayakan tidak hanya akan dikaji konstruksi konsepnya namun juga cara menyampaikannya.  Hal ini bertujuan agar para bapak dan ibu guru SD yang bermaksud menerapkan cara ini dalam proses pembelajaran dapat langsung menggunakannya. Pada tema tentang Konstruksi Konsep Cahaya pada bagian pertama sudah dikaji tentang beberapa sifat dari cahaya, maka pada kesempatan ini akan digali konsep lain yang masih berhubungan dengan sifat dari cahaya beserta aplikasinya dalam kehidupan  sehari-hari. 1. Cahaya dapat diurai. Disediakan sebuah prisma dan sumber cahaya dari matahari atau lampu senter bila cuaca mendung. Percobaan ini sebaiknya dilakukan di luar kelas agar dapat memanfaatkan cahaya matahari secara langsung. Prisma diletakkan untuk menangkap cahaya matahari kemudian diputar-putar sampai mendapatkan bayangan yang berwarna warni, seperti tampak pada gambar di bawah ini.

[caption id="attachment_245244" align="aligncenter" width="300" caption="Cahaya dapat Diuraikan"][/caption]

Sumber gambar: dokumen pribadi

Dari fenomena di atas kemudian di diskusikan bahwa ternyata cahaya apabila dibelokkan berkali-kali akan dapat terurai menjadi beberapa warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu (me-ji-ku-hi-bi-ni-u). Warna-warna itulah yang kemudian dikenal dengan sinar. Jadi beda antara cahaya dengan sinar salah satunya adalah cahaya dapat diuraikan (polikromatis) sedangkan sinar tidak (monokromatis). Suatu saat apabila kita mendapatkan fenomena seperti cahaya namun tidak bisa diuraikan berarti yang kita lihat adalah sinar. Beberapa ahli menyebutkan sinar adalah seberkas cahaya. Contoh aplikasi dari konsep ini adalah adanya pelangi yang terjadi di cakrawala sehabis hujan. Penjelasannya adalah cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air hujan. Karena titik air hujan bentuknya bulat maka gambaran pelangi yang terbentuk juga bulat namun yang nampak oleh mata kita hanya setengah lingkaran yang ada di atas horison saja.

2. Cahaya dapat membentuk bayangan dan bayang-bayang. Apakah bayangan sama dengan bayang-bayang? Kalau berbeda apa pengertian bayangan dan apa pengertian bayang-bayang?. Apabila berdiri di depan cermin kemudian melihat gambaran kita di dalam cermin, itu bayangan atau bayang-bayang? Pada siang hari bolong kita melihat ada gambaran hitam di balik pohon yang terkena cahaya matahari itu bayangan atau bayang-bayang? Jadi bayangan adalah gambaran benda yang terlihat mirip seperti bendanya dalam cermin atau lensa, sedangkan bayang-bayang adalah gambaran hitam dari sebuah benda sebagai akibat dari benda yang dikenai cahaya.

Bagian dari tubuh kita yang berhubungan dengan cahaya adalah mata. Mata kita dapat melihat benda yang ada di alam apabila ada cahaya dari benda itu yang sampai ke mata kita, baik sebagai sumber cahaya maupun hanya cahaya pantulannya saja. Sehingga, bila kita nonton bioskop yang tidak ber AC kemudian ada penonton yang menyalakan batang korek api dari bagian depan sementara kita yang di posisi belakang dapat melihat korek api yang dinyalakan walaupun jaraknya jauh dan dalam ruangan yang gelap gulita  itu disebabkan karena cahaya dari batang korek api itu sampai ke mata kita. Sementara pembentukan atau penggambaran bayangan pada cermin dan lensa akan dibahas dalam tema tersendiri di lain kesempatan.

3. Beberapa alat yang cara kerjanya didasarkan pada pembentukan bayangan pada cermin dan lensa adalah kamera, lop, spion, kaca rias, kaca mata, lampu kendaraan, teleskop, mikroskop, projector, Slide projector, teropong dan kalaideskop. Prinsip dasar dari kerja alat ini adalah memanfaatkan sifat cahaya yang merambat lurus kemudian dipantulkan dan dibelokkan menggunakan cermin dan lensa. Alat-alat yang bekerja dengan sistim seperti ini disebut alat-alat optik. Adalah diantara alat-alat tersebut yang belum pernah dilihat atau mengoperasikan?

Apabila dirasakan masih ada kata-kata yang sulit dimengerti dimohon bapak dan ibu bisa mengganti dengan kata-kata yang lebih mudah bagi para siswa kita. Kita memang harus terus berupaya agar proses pembelajaran yang kita lakukan dapat memudahkan siswa kita belajar. Lebih bagus lagi apabila ketika mengajarkan konsep IPA dikaitkan dengan kebesaran Tuhan yang sudah menciptakan alam semesta lengkap dengan segala fenomena yang ada dan ternyata sangat menarik untuk dipelajari dalam berbagai strata pendidikan. Selamat berkarya. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun