Mohon tunggu...
Ahmad Minna
Ahmad Minna Mohon Tunggu... Freelancer - MAHASISWA IAIN JEMBER

Mahasiswa IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Film

Joker, Antara Kejiwaan dan Pesan Moral yang Dalam

11 Oktober 2019   06:57 Diperbarui: 11 Oktober 2019   07:14 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Beberapa hari terakhir, kembali muncul film layar lebar  yang hangat di perbincangkan oleh pengkritik dan penikmat film di seluruh dunia. Film tersebut berjudul, Joker. Joker sendiri adalah film layar lebar yang diadaptasi dari tokoh villain populer komik DC yang menjadi musuh abadi manusia kelelawar, Batman.

Film garapan sutradara Todd Phillips yang diperankan oleh actor  kawakan Joaquin Phoenix ini dikemas dengan cukup bagus dan epic. Sehingga, membawa perasaan penonton untuk dapat merasakan sendiri menjalani hidup menjadi seorang joker. Dimana terdapat suatu unsur depresi, bullying, dan kekerasan selama alur film tersebut berlangsung.

Antusias dan ekspektasi penonton terbayar lunas setelah mengamati dan menyaksikan film ini. Tetapi terdapat respon positif dan negatif yang timbul dan menjadi perdebatan tersendiri dari masyarakat. Di lihat dari sudut pandang negatif nya. 

Joker sendiri di gambarkan dengan kepribadian yang bisa dikatakan psycho dan mental yang tidak stabil. Hal ini yang di yakini oleh para ahli dapat menstimulasi pemikiran penonton untuk mencontoh adegan-adegan yang cukup kelam dalam film tersebut.

Terlebih, fenomena yang terjadi pada orangtua di Indonesia hari ini adalah membawa anak-anak di bawah umur ketika menonton film ini. Hal yang menakutkan adalah dampak negatif yang timbul disebabkan pemikiran anak-anak di bawah umur yang masih cenderung bersifat meniru apa yang dilihat. Kehakhawatiran semakin ada, apabila hal tersebut mereka terapkan dalam problema yang mereka hadapi.

Contoh yang dapat diambil, Ketika mereka mendapatkan suatu masalah, mereka cukup menyelesaikan masalah dengan kekerasan, berkata kotor, perlakuan acuh  terhadap sesama. 

Dan tidak juga menutup kemungkinan apabila anak sudah tergoyak mental dan psikis nya, mereka juga tak ragu untuk melakukan tindakan pembunuhan. Orangtua dianggap berperan penting dalam memberikan himbauan serta penjelasan yang lebih mendalam terhadap anak tentang film ini.

Di sisi lain, film yang menyajikan acting tingkat dewa dan totalitas dari actor Joaquin Phoenix ini mengandung pesan moral yang kental dan berhasil tersampaikan dengan alami. 

Kutipan fenomenal Arthur Fleck (Joker) "Orang yang jahat adalah orang baik yang tersakiti" membuktikan bahwa masih banyak dari manusia yang kurang mempunyai rasa empati dan simpati terhadap sesama. 

Di tambah lagi ketidakpedulian terhadap isu gangguan mental dan menyakiti  fisik terhadap mereka yang membutuhkan perhatian. Karakter joker juka mengajarkan  di balik sosok topeng yang selalu tersenyum lebar, terdapat sakit yang kelam nan mendalam didalam nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun