Mohon tunggu...
Min Adadiyah
Min Adadiyah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - nakes ahli gizi, pembelajar manajemen abadi

Penata Impian (karena yakin Sang Maha selalu realisasikan impian kita)

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Mekar seperti Matahari

14 April 2023   13:36 Diperbarui: 14 April 2023   13:44 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Alhamdulillah siang ini aku sudah bisa pulang kembali ke tanah air. Perjalanan selama hampir 3 tahun ini membuatku agak merasakan kelelahan. Sejumlah koper masih berserakan di belakang, tapi aku sudah mulai bisa memasuki kamarku kembali. Home. Benar-benar pulang kali ini. Apalagi ketika aku merasakah keikhlasan hati ibu dan ayah dua hari lalu. Sama seperti sebelumnya, beliau memang tidak bisa berhenti melimpahiku dengan berbagai bentuk material namun kali ini aku menerima dengan senang hati. Ikhlas sepenuhnya. 

"Sudah siap untuk kembali ke rumah sepenuhnya?" tanya ayah beberapa hari sebelumnya. Aku mengangguk mengiyakan. Petualangan ini memang harus diakhiri. Aku tidak pernah bercita-cita menjadi diplomat sama sekali, namun ternyata aku tidak bisa menghindar dari SK yang sudah ditetapkan untukku bertahun-tahun sebelumnya. SK yang diam-diam disiapkan oleh kakek sebelum  beliau berpulang ke rahmatullah. Berkuda, memanah, berenang memang menjadi permainan keseharianku bersama kakak-kakak sepupupu di bawah bukit Pendem, tapi aku tak pernah tahu bahwa semua itu dipersiapkan agar aku bisa sepenuhnya melaksanakan tugas ini. Aku hanya berpikir bahwa diplomat adalah pekerjaan laki-laki dan sama sekali bukan pekerjaan impian bagi gadis kecil sepertiku saat itu. 

Maka, ketika koper-koperku sudah siap, pasporku sudah siap, laptopku sudah siap, aku sama sekali tak pernah terpikir ini akan menjadi tugas pertamaku.  Aku menerima SK dari tangan pertama setelah penulisnya. Beliau adalah nenekku. Nama tengah yang kusandang adalah berasal dari beliau. Adriana Xaveria Meyer. Aku biasa memanggil beliau dengan Genda. Berasal dari Grandma yang tersamarkan. Beliau selalu mengatakan, tidak ada yang perlu tahu  bahwa beliau adalah nenekku. Sedrama itukah hidupku? 

"Kamu akan berada di Wina selama 10 hari. Kalian akan bertemu di conference. Lyla mungkin akan mengenalkan kalian, dan dia tidak pernah tahu bahwa sebenarnya kamu berangkat dari sini. Dari Indonesia." ujar beliau perlahan sambil menekankan beberapa patah kata yang harus kudengarkan dengan sungguh-sungguh. Diangsurkannya beberapa foto ke arahku. Biasa saja. Khas Jawa tapi harus kuakui bahwa lesung pipit dalam senyumnya itu membuatnya terlihat manis. Itu di luar pose-pose lain yang nampak kaku. Aku bahkan tidak yakin jika postur tubuh seperti ini bisa menjadi salah satu asset negara. Sandi negara tepatnya. 

Genda menggoyang lenganku perlahan. "Saat kamu pulang kelak, mungkin Genda sudah tidak lagi di sini. Kamu harus lanjutkan apa yang sudah dimulai, sepenuhnya.". Aku mengangguk mengiyakan. Ini sudah berkali-kali kami bahas dalam latihan-latihan escape sebelumnya. Dan aku tahu persis, akan berada di mana beliau pada saat aku pulang kelak. 

"Ada yang mau kamu tanyakan?" ujarnya sambil menyusut mata sejenak. Aku tahu ada titik air mata di sana. Aku tahu persis, karena bagaimanapun juga ini perjalanan yang pasti tidak akan  mudah untukku. Namun, ini sudah berkali-kali di bahas. Aku sudah harus siap persis di saat usiaku menjelang 23 tahun. Orang hanya tahu aku baru saja selesai wisuda S1, sebab secara normatif aku baru saja selesai pendidikan formalku di UNDIP. Namun, berbagai short course dan long distance course yang harus kami ikuti beberapa tahun sebelumnya sudah membekalkanku dengan berbagai bidang kompetensi. Salah satunya di bidang kulinary. Di Wina, orang akan mengenalku sebagai Adriana Xaveria Meyer yang mendapat pendidikan  cooking  dari salah satu master chef kenamaan. 

Aku menggeleng. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun