SSR TB Care Aisyiyah Temanggung

Ini mengambil momentum di  World Aids Day. Kebetulan hari  ini diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Dan saya memilih hari ini untuk mengenang sebuah komunitas yang terbangun karena kepedulian mengenai TB dan HIV. 

Bernama SSR TB Care Aisyiyah Temanggung. SSR = Sub Sub Recipient. 

Sekitar bulan Mei 2018, Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Temanggung mendapat undangan dari SR TB HIV Care Jateng. Salah satu isi dari kegiatan tersebut konon adalah mengenai membentuk sebuah komunitas peduli TB dan HIV. SR sendiri merupakan kepanjangan dari Sub Recipient. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa ada lembaga donor yang bekerja sama dengan 'Aisyiyah untuk membangun sebuah komunitas peduli TB dan HIV. 

Sejak saat itu, tipis-tipis saya terlibat dalam pembentukan komunitas peduli TB dan HIV ini. Berbasis komunitas. 

Sebagai tenaga kesehatan, sebenarnya saya telah pernah mengenal TB dan HIV, namun selama ini tak pernah sedalam ini. Saya hanya tahu bahwa pemerintah selama ini berjibaku melawan kedua penyakit ini dengan membangun banyak kanal edukasi dan penanggulangan. Hanya sedikit pula yang saya pahami mengenai universal precaution. Sebagai nakes di RS yang aktif di tim akreditasi, saya juga paham bahwa TB menjadi salah satu program nasional yang harus serius ditangani. 

Kini, dua tahun kemudian, saya bisa sedikit bercerita mengenai apa itu SSR dan apa saja kegiatannya. Saya jadi melihat peluang apa yang mungkin dikembangkan untuk menanggulangi TB dan HIV. Masih jauh sekali rasanya dari kata tuntas. Namun, Presiden telah menetapkan Eliminasi TB  di tahun 2030.  

Rekruitmen programmer dan finance adalah kegiatan awal yang dilakukan untuk mengawali terbentuknya komunitas peduli TB dan HIV ini. Didampingi dari SR Jateng, ibu-ibu di PDA Temanggung melakukan proses  rekruitmen dan seleksi. Beberapa nama pelamar pun dipanggil dan diseleksi. Selanjutnya mereka akan dilatih untuk menjadi programmer dan finance. 

Langkah selanjutnya adalah rekruitmen kader. Mereka ini yang kelak akan bertugas melakukan investigasi kontak secara aktif di lapangan. Menemukan satu per satu kasus yang bisa didampingi  untuk selanjutnya mendapatkan pemeriksaan, mendapatkan pengobatan, dst. 

Secara garis besar, ada beberapa  kegiatan  terpandu  dalam upaya membangun komunitas peduli TB dan HIV ini. Berikut di antaranya : 

1. Pertemuan koordinasi dengan sub district (dalam bahasa kita sebut saja pihak kecamatan)

2. Koordinasi  dengan stake holder terkait (Muhammadiyah 'Aisyiyah, DKK, dsb)