Mohon tunggu...
Mini GK
Mini GK Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Muda Yogyakarta

Mini GK; perempuan teman perjalanan buku dan kamu ^^ Penerima penghargaan karya sastra remaja terbaik 2015 Penulis novel #Abnormal #StandByMe #LeMannequin #PameranPatahHati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buat Apa Punya Medsos?

1 Agustus 2017   19:11 Diperbarui: 1 Agustus 2017   19:54 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau pernah dengar ada kasus pidana atau khasus-khasus hukum yang awal perkaranya karena status di media sosial?

Pernah?

Saya yakin pernah. Kalau sampai jawab enggak pernah, berarti kau selama ini hidup dalam lembah kehampaan yang tidak bisa ditolong lagi, bahkan oleh ajian GadisAnggun.

Sedikit cerita, saya tinggal di Yogyakarta (okey maksudnya Gunungkidul, masih masuk kawasan Yogyakarta), nah khasus khasus mengerikan yang saya bilang di depan tadi sering saya temui. Setidaknya bukan menemukannya secara langsung tapi melalui banyak cerita atau seminar.

Ya semoga kau masih ingat deh khasus Flo atau khasus seorang Ibu di Bantul yang dipenjarakan garagara 'nyetatus' tentang mantan atasan suaminya.

Nah saya pernah bertemu langsung dengan ibu tersebut dalam suatu acara, barengan dengan pihak polisi yang menangani khasus Flo. Khasusnya mereka 'ribet' kalau boleh saya simpulkan. Ribet, menguras tenaga waktu dan juga kewarasan. Udah gitu ganjalannya mengerikan. *Maaf lagi-lagi saya pakai kata mengerikan*

Ternyata di luaran sana masih banyak Flo Flo yang lain (maksudnya orang-orang yang berkhasus berawal dari postingan di media sosial).

Lalu pertanyaan saya untuk kau, selama ini punya medsos udah digunakan buat apa aja?

Sebelum kau jawab, saya akan menjawab pertanyaan saya sendiri.

Sebagai anak muda zaman sekarang, enggak banget deh kalau enggak kenal yang namanya internet. Sinyal jelek aja bela-belain nebeng ke perpustakaan demi update status atau blog. Iya saya tidak bisa lepas dari sinyal internet, sekalinya lepas kadang job juga ikutan lepas. Seriusan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Selama ini saya menggunakan internet untuk banyak kepentingan (selain kepo Mimin Kompasiana), salah satunya adalah update kegiatan saya sebagai penulis pula mencari bahan referensi untuk tulisan-tulisan saya. Lalu sesudahnya lagi-lagi pakai internet untuk berhubungan baik dengan penerbit dan fans (anggap saja saya punya fans). Berikutnya tentu saja iklan karya-karya yang berhasil saya lahirkan. Perjuangan berat dan belum selesai sampai situ.

Saya selalu membayangkan andaikata internet enggak lahir, seperti apa reportnya orang-orang zaman sekarang. Mau ketemuan harus nunggu hilal. Mau kirim naskah (seperti saya) harus Dateng ke penerbit, belum lagi nyari tahu alamat penerbitnya. Tidak mudah ternyata hidup tanpa internet.

Lalu pertanyaan selanjutnya; kalau internet sebegitu penting kenapa ada khasus khasus mengerikan yang tercipta di sana??

Saya pun enggak tahu. Yang jelas selalu ada sisi positif dan negatif yang selalu hidup berdekatan, berdampingan tidak bisa terpisahkan.

Berkata baik atau diam, nyetatus hal baik atau diam saja?

Rasanya enggak bisa deh kalau ada khasus (apapun) yang lagi heboh dan kitanya diam. Kau ngaku saja deh pasti gitu!

Sama, saya pun gatel selalu ingin ikut komentar. Kadang enggak paham aja sok-sokan paham dan update status biar kelihatan kekinian. Padahal kalau mau sadar tanpa kita mengikuti khasus kekinian pun kita tetap bahagia dan tetap hidup di zaman ini kok.

Orang Selo saja yang kadang latah ingin kelihatan terhitz.

Untung saya tidak. Entah dengan kau?

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Medsos Agawe Rukun

Dari khasus khasus medsos mengerikan yang terjadi selama ini, maka tercetuslah semacam acara sarasehan dari berbagai pihak menggandeng banyak pihak lain.

Malam itu (Rabu/26 Juli) ada sarasehan mengenai medsos. Sarasehan  kesekian yang saya ikuti.  Bedanya kalau yang dulu-dulu bahas tentang hukum dan etika, malam itu membahas tentang 'media sosial agawe rukun', media sosial membuat rukun.

Acara tersebut terselenggara atas kerjasama Humas Polri, Kapolda DIY, Komnas PA, Sesditjen Aplikasi dan Informasi  kemenkominfo. Dihadiri oleh banyak pihak; media, masyarakat digital Jogja, paguyuban admin Jogja, Duta Damai, blogger, Kompasiana, penggiat media sosial dan lain lain.

Saya berkesempatan hadir dan ikut dialog langsung.

Seperti yang sudah-sudah, pasti membahas tentang 'kenakalan' yang terjadi di media sosial.

Saya heran, masih aja ada dan selalu ada yang 'bertindak kriminal' di media sosial. Seolah-olah memang tidak ada kerjaan lain selain berbuah ulah.

Apa coba hasil yang didapat setelah berbuat 'senonoh' di medsos? Terkenal? Saya kok enggak berniat terkenal karena 'kejahatan'. Lebih elegan kalau terkenal karena karya nyata, nah media sosial bisa itu dipakai untuk mengangkat karya.

Lebih jauh lagi dalam dialog malam itu juga disampaikan bahwa media sosial (internet) sudah dijadikan pintu masuk para teroris untuk menebar doktrin-doktrin mereka. Teroris sudah canggih memanfaatkan internet demi kepentingan golongan mereka, sementara kita (kau) apa yang sudah dilakukan dengan internet?

Sebagai pengguna internet aktif, blogger, penulis, duta damai, duta internet baik dan seorang yang mengais rezeki lewat media sosial (internet) saya selalu berfikir ulang jika ingin memposting hal hal yang menimbulkan kekacauan. Sopan santun di dunia Maya itu sangat sangat penting buat kehidupan pribadi saya.

Tidak sedikit orang yang mencoba mengenal saya lewat media sosial. Jadi misal isi media sosial saya adalah hal-hal yang mengerikan dan berbau provokatif, sudah jelas orang akan menilai saya dengan pandangan negatif. Tentu enggak mau dong kehilangan temen hanya gara-gara postingan enggak mutu di media sosial.

Hmmm....

Masalahnya ternyata meski kita sudah baik baik bermedia sosial tetap aja ada orang yang iseng 'menjaili' kita. Seperti yang pernah terjadi dengan Polri dan ibu Naomi (Komnas PA) yang pernah menjadi korban bullying seantero sosial media karena fitnah/ pemberitaan yang tidak benar mengenai dirinya.

Mengerikan sekali.

Kau, apa sih fungsi sosmed buat kau?

Buat apa punya sosial media?

Pertanyaan ini selalu saya ajukan kepada diri saya sendiri jika sedang kesal dan gatel ingin mengumpat lewat sosmed. Dengan pertanyaan itu maka saya akan ingat kembali pencitraan yang selama ini saya bangun.

Saya enggak mau menodai citra #gadisAnggun hanya karena satu postingan sosial media yang enggak bermutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun