Kutemukan hari dalam semangkuk pagi. Binar binar mentari mencercah embun embun elegi. Kubacakan sebait puisi. Dan serak aksara yang menggurindami.Â
Kenakan kembali baju kebaikanmu!
Kuterawang awang awang. Di segenap bentang luas cakrawala. Desus desis angin menitis. Air menitis lesap di rambutmu yang hitam sekelam pekat malam. Â Dan menumbuk ubun ubun kepalamu yang basah oleh air wudhu. Cerlang saja rona wajahmu. Bersinar bagai pualam.Â
Tasbihkan segala puja puji untuk Nya.
Pagi yang hibuk. Kamu menjumputi senyum rupawan langit biru. Ia menjatuhkan mutiara mutiara bakti. Tempat bergumulnya cericit burung burung seriti. Kicaunya mendendangkan senandung pagi.Â
Di hari ini, tanpa awan kelabu. Birunya suasana, kamu mulai berbisik lirih. Katamu. Dermakan hati. Kepada anak anak bumi. Kepada penghuni penghuni bumi. Hadirkan cinta kepada sesama. Rekatkan tali kasih, sebagai tanda kita hamba bernurani.
7 Mei 2019