Hujan teramat lebat. Merintik dan berderai seluas pandangan mata menatap. Samar riaknya hambur. Disekap oleh angin. Disesap oleh hilir mudik bulir bulir air yang jatuh. Aku tersedu. Menunggu kabar. Menunggu langit pulih kembali.Â
Andai saja runtuh guntur itu. Meratap diantara langit langit berduri. Maka telingaku kan lepas dari kerangkanya kepala. Bagaimana bisa dipasangkan kembali? Tapi Tuhan Maha Baik.
Hujan masih berderai lerai. Di halaman rumah. Di atas genting. Diantara tumbuhan yang tumbuh menumbuh. Basah semua hamparan tanahku. Berilah waktu untuk berdiam diri. Berilah waktu untuk mematutkan diri. Berilah waktu... untuk merenungi diri.Â
Hujanku jatuh mengenai bumi. Aroma basah tanah merebak.
Allahumma shoyyiban naa fi'an. Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat.
2 September 2018