Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Lebat

2 September 2018   16:29 Diperbarui: 2 September 2018   16:31 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan teramat lebat. Merintik dan berderai seluas pandangan mata menatap. Samar riaknya hambur. Disekap oleh angin. Disesap oleh hilir mudik bulir bulir air yang jatuh. Aku tersedu. Menunggu kabar. Menunggu langit pulih kembali. 

Andai saja runtuh guntur itu. Meratap diantara langit langit berduri. Maka telingaku kan lepas dari kerangkanya kepala. Bagaimana bisa dipasangkan kembali? Tapi Tuhan Maha Baik.

Hujan masih berderai lerai. Di halaman rumah. Di atas genting. Diantara tumbuhan yang tumbuh menumbuh. Basah semua hamparan tanahku. Berilah waktu untuk berdiam diri. Berilah waktu untuk mematutkan diri. Berilah waktu... untuk merenungi diri. 

Hujanku jatuh mengenai bumi. Aroma basah tanah merebak.

Allahumma shoyyiban naa fi'an. Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat.

2 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun