Kemarin adalah perjalanan yang tertinggal. Berlembar cerita kita mulai bersama. Kemudian rangkaian kisah kita simpul menjadi bingkai bingkai kenang.
Kamu yang dulu menjadi dadu. Terkotak kotak dalam kendali keinginan.Â
Kamu yang dulu menjadi lingkaran. Berdalih tanpa pilih dan pilah. Berseru. Dan berjalan mengitari kata. Sansekerta yang selalu ingin kau punguti.
Aku pun tahu. Harusnya itu pertanda, aku harus mengalah.
Hanya dengan menunggu waktu. Jeda dan peristiwa akan merobohkan tingginya hati. Dinding yang kau bangun untuk memisahkan nurani dan hendak.
Lihatlah...
Dalam guratan wajahmu, kini. Sinar itu tenggelam di setiap sudut ragamu. Kau hanya cukup tersenyum. Untuk segala sengketa. Menerima apa yang ada. Setelah ego sudah tak lagi bertempat tinggal di hatimu.
Ciputat
20 Mei 2018