Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merah Tembaga

15 April 2018   15:03 Diperbarui: 15 April 2018   15:17 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

berikutnya akan kutemui. hari yang biasanya kita lewati bersama. sepanjang jalanan di penghujung matahari tenggelam. akankah masih sama? lautan ilalang tumbuh lebih tinggi dari sekumpulan belukar. hamparan savana selepas retina memandang. hanya hijau dan sedikit goresan.

ini sudah berakhir. setengah daratan hijau itu, sudah dibentengi oleh dinding dinding yang menghujam. tidak tahu angka keberapa hitungannya sampai jatuh ke bumi. namun, masih tetap ada yang tampak indah. matahari bersenandung. kerap memotret wajah merah tembaga. selaksa rumah rumah surga. dilapisi emas perak nuansa delima. wajah kita ada diantaranya.

hari makin merunduk runduk. ditelan ujung jarum jam dinding. malam kian meniti. angin pun mengetuk pintu langit. terhadap senja yang duduk sibuk berbenah. menghimpun banyak doa yang diterbangkan. sementara kita adalah debu. hanya potret wajah merah tembaga.

Cathaleya Soffa

Ciputat, 15 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun