Pernah suatu ketika kamu datang. Dengan senyuman khas, wajah penuh 'sumringah lebur dibalik air mata.
Aku pun menanyakan, ada apa?Â
Tiada jawaban berarti untuk dijadikan alasan.
Maka aku pun terduduk lesu.
Dan senja bersendawa. Hari makin petang. Aku ingin pulang.
Masih saja membeku. Kakimu tak beranjak dari tanah itu. Sejengkal saja tidak terpijak. Ini menit ke sembilan puluh.Â
Kamu. Matahari yang terbit. Seluas mataku memandang. Ada sebidang rindu yang terengah engah.
Cukuplah. Sampai di sini saja. Duduklah. Kisahkan apa saja. Rindu yang kau simpan kepadanya.
Cathaleya Soffa
Legoso, 4 Oktober 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!