Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sisa-sisa Hujan

4 September 2017   15:41 Diperbarui: 4 September 2017   16:07 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini banyak awan menggumpal. Pekat. Berwarna kelabu menggantang saja. 

Ada sisa sisa embun. Hinggap di daun. Jatuh ke bumi. Lerai disesap tanah. Meniada diantara debu debu.

Hari ini banyak awan menggumpal. Jelas. Berwarna kelabu tanpa ada titik titik hujan. Mungkin sudah letih. Dibawa angin. Bersama petir melangkah pergi berduyun duyun.

Jika saja air itu jatuh. Dari pucuk mega mega di ketinggian ribuan kaki. Menempa bumi dan seluruh tumpah di wajahku. Tak ada yang tersisa kecuali hati yang kering. Dipinang oleh rindu. Dan kini luruh.

Hari ini banyak awan menggumpal. Enggan meneteskan air rupanya. Tak mau beringsut pergi. Berdiri saja mematung menatap wajahku payau.

Apakah itu kau? Rinai. Rintik rintik gerimis yang tumbuh berkecambah kemarin itu. Lihatlah. Wajahmu ditempa embun. Lihatlah retinamu melepaskan bulir bulir rindu. Hatimukah itu?

Masih kutemui di sana. Ada sisa sisa hujan bergelagah di sebelah sisi jantungmu. 

Awan menggantang saja. Menggumpal ringan diantara belahan langit biru. Aku terduduk. Mengemasi aroma basah yang kemarin kau sisakan untukku. Untuk serintik air menetes. Hujan yang datang secara tiba tiba. Gigil diterpa angin. 

Cathaleya Soffa

Legoso, 04 September 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun