Mohon tunggu...
Muh Armin Amin
Muh Armin Amin Mohon Tunggu... Mahasiswa - penulis

Nulis Yuk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ayo Wujudkan Net Zero Emmisions dengan Beberapa Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar

23 Oktober 2021   10:40 Diperbarui: 23 Oktober 2021   10:44 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak beberapa tahun lalu perubahan iklim telah menjadi perhatian dunia, mulai dari organisasi peduli lingkungan sampai dengan para aktivis dari berbagai belahan dunia mulai menyuarakan kekhawatirannya terhadap kondisi bumi di masa depan.  Dalam sidangnya, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention ON Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan bahwa Perubahan Iklim sebagai perubahan yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas sehari-hari manusia yang berakibat mengubah komposisi dari atmosfer dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan. Komposisi atmosfer yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer bumi berupa efek Gas Rumah Kaca yang diantaranya terdiri dari Karbon dioksida (C02), Nitrogen (N), Metana (CH4) dan sebagainya. Metana (CH4). Hal ini menimbulkan kekhawatiran di masa depan, dimana suhu bumi meningkat setiap harinya.

Sejak terbentuknya UNFCCC DI Rio pada tahun 1922, telah terdapat beberapa komitmen yang telah disepakati untuk mencegah perubahan iklim secara global, antara lain: Mengembangkan, memperbarui secara periodik, mempublikasikan, dan menyediakan inventori nasional mengenai emisi antropogenik berdasarkan sumber dan penghilangan berdasarkan penyerap gas rumah kaca yang tidak dikendalikan oleh protokol montreal, menggunakan metodologi yang dapat dibandingkan dan disetujui oleh konferensi para pihak. Selain itu, terdapat komitmen yang disebut dengan Protokol Kyoto yang merupakan perjanjian turunan dari UNFCCC dimana Konvensi ini bertujuan membatasi emisi negara-negara maju, karena negara maju dianggap bertanggung jawab atas tingginya tingkat gas rumah kaca. Tetapi konvensi ini tidak menutup kemungkinan bagi negara berkembang untuk berkontribusi dalam pembatasan emisinya. Walaupun bukan negara maju, Indonesia juga turut berkomitmen membatasi emisinya sebesar 26% dengan skema usaha sendiri atau 41% dengan bantuan internasional. Untuk merealisasikan target ini pemerintah mengundangkan Perpres 61/2011 tentang rencana aksi nasional penurunan emisi gas rumah kaca.

Di Indonesia sendiri ada beberapa upaya yang telah dilaksanakan untuk mencegah perubahan iklim. Salah satunya lewat Program Kampung Iklim (ProKlim). Program nasional yang digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ini bertujuan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk menguatkan kemampuan adaptasi demi dampak penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim. Berbagai upaya senantiasa dilakukan untuk mencegah suhu bumi menjadi semakin panas untuk ditinggali, salah satu yang menjadi fokus solusi yang diharapkan dapat mencegah hal tersebut adalah Net Zero Emission (NZE), dimana emisi karbon yang dihasilkan manusia dalam aktivitas sehari-harinya  dapat diserap oleh bumi sepenuhnya melalui berbagai kegiatan manusia dan bantuan teknologi, sehingga pemanasan global dapat dihindari.

Menteri lingkungan hidup Dan kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bahar mengatakan Indonesia ditargetkan mencapai net zero emissions pada tahun 2070. "Kita memproyeksikan Indonesia dengan skenario ambisius dan diproyeksikan mencapai net-zero emissions pada 2070" ungkap Siti dalam Public Consultation Indonesia 2050 LTS-LCCR. Secara nasional, Indonesia diproyeksikan mencapai  target karbon rendah pada 2030 mendatang. Oleh karena itu, seluruh sektor diharapkan semakin meningkatkan upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

Sebagai masyarakat umum, kita juga bisa berperan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu terwujudnya Net Zero Emissions dimulai dari beberapa aktivitas sederhana, antara lain:

Mengurangi Penggunaan Kendaraan Pribadi

Dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, berarti kita telah berkontribusi mengurangi jumlah polusi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor. Alternatifnya, kita dapat menggunakan kendaraan umum untuk mengurangi tingkat polusi sekaligus mengurangi tingkat kecametan.

Efisiensi Penggunaan Listrik

Menggunakan tenaga listrik  secukupnya sangat dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Kita bisa memulai dengan mematikan lampu yang tidak digunakan serta mengontrol penggunaan pendingin udara di rumah

Mengelola sampah

Mengelola sampah rumah tangga maupun limbah pabrik dapat mengurangi pembakaran yang dapat meningkatkan emisi rumah kaca. Pengelolaan dapat dilakukan dengan cara mengubah sampah menjadi pupuk kompos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun