Mohon tunggu...
Mimpin Sembiring
Mimpin Sembiring Mohon Tunggu... Dosen Psikologi pada Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Delitua Medan

Suka belajar dan berenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Contoh Proses Konseling dengan Intervensi Eksistensial - Transpersonal

3 April 2025   14:15 Diperbarui: 3 April 2025   14:23 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI: cONTOH pRAKTEK kONSEING      sUMBER: ai

Contoh Proses Konseling dengan Intervensi  Eksistensial-Transpersonal

  • Pembentukan Hubungan (Rapport):

Pembentukan hubungan atau rapport adalah tahap awal dalam proses konseling yang bertujuan menciptakan suasana aman, nyaman, dan penuh kepercayaan antara konselor dan konseli. Pada tahap ini, konselor membangun hubungan yang hangat dengan konseli melalui bahasa tubuh terbuka, nada suara yang ramah, serta sikap empati. Dengan rapport yang baik, konseli akan lebih mudah untuk berbicara tentang perasaan dan masalah yang dihadapinya.

Contoh Dialog - Pembentukan Hubungan (Rapport)

(Seorang mahasiswi bernama Nadia, 23 tahun, baru saja mengalami putus cinta. Ia datang ke ruang konseling dengan wajah murung dan langkah yang berat. Konselor, Bu Maria, menyambutnya dengan sikap ramah dan penuh perhatian.)

Konselor (Bu Maria): "Selamat sore, Nadia. Terima kasih sudah datang. Silakan duduk. Ibu senang bisa bertemu denganmu hari ini."

Konseli (Nadia): (duduk dengan bahu sedikit membungkuk, menghela napas pelan) "Sore, Bu…"

Konselor: (tersenyum hangat, nada suara lembut) "Sebelum kita mulai, aku ingin memastikan kamu merasa nyaman di sini. Aku tahu ini mungkin tidak mudah, tapi kamu bisa berbicara dengan santai, tanpa tekanan. Aku di sini untuk mendengarkan."

Konseli: (mengangguk perlahan, suaranya masih lirih) "Terima kasih, Bu…"

Konselor: (memastikan kontak mata dengan penuh empati, memberi jeda sejenak) "Aku ingin kamu tahu bahwa apa pun yang kita bicarakan di sini bersifat rahasia, kecuali kalau ada hal yang bisa membahayakan dirimu atau orang lain. Kamu merasa oke dengan itu?"

Konseli: (menghela napas, mulai merasa sedikit lebih nyaman) "Iya, Bu… Saya ngerti."

Konselor: (menyesuaikan bahasa tubuh dengan postur terbuka, tetap tenang dan hangat) "Baik. Aku ingin memastikan kalau kamu merasa didengar dan dipahami. Kamu boleh cerita kapan pun kamu siap, tidak perlu terburu-buru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun