Mohon tunggu...
Mimin Rukmini
Mimin Rukmini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Subang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

“Jika kita tidak bisa sekuat hujan yang menyatukan bumi dan langit, maka jadilah selembut doa yang menyatukan takdir dan harapan"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Perspektif Islam

24 September 2022   08:18 Diperbarui: 25 September 2022   14:18 3681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini

Pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 (satu) antara lain disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  

Sementara dalam pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Melihat kandungan undang-undang tersebut di atas, dapat diketahui bahwa salah satu program utama pendidikan nasional adalah pengembangan pendidikan karakter. Visi dan misi di lembaga pendidikan pun sudah memasukkan akhlak mulia ataupun karakter sebagai tujuan output yang ingin dihasilkan. 

Selain melalui pendidikan formal, pendidikan karakter yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan karakter di lingkungan keluarga. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk watak bagi perkembangan anak. Karenanya, anak dalam keluarga mendapatkan pengalaman yang pertama dan utama. Anak-anak menyerap semua hal pada saat berusia empat tahun dan itu adalah periode emas otaknya. 

Tujuan pendidikan karakter ini dapat terlaksana apabila masyarakat dapat beradaptasi dan siap dengan perubahan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) seiring dengan adanya pemahaman mendalam tentang ajaran agama berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits, seperti firman Allah dalam surat Muhammad: 24 yang artinya: "Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?" (QS. Muhammad:24) 

Al-Qur'an dan Al-Hadits mengajarkan dan membimbing manusia kepada jalan kebajikan serta menjaga hubungan baik antara Allah Swt, sesama manusia dan alam semesta. Dalam ajaran Islam yang dikuatkan dengan fungsi nabi dan ajaran tauhid, akhlak menjadi perhatian utama karena merupakan buah dari keimanan dan ibadah seorang muslim. 

Muhammad Fadil Al-Djamaly (Muzayyin, 2005 : 17) mengemukakan bahwa pendidikan yang benar memiliki landasan iman, karena iman yang benar memimpin manusia ke arah akhlak yang mulia, dan akhlak yang mulia memimpin manusia ke arah menuntut ilmu yang benar, sedang ilmu yang benar memimpin manusia ke arah amal yang saleh.

Anak usia dini merupakan periode emas (golden ages) hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan awal pada kehidupan manusia akan berpengaruh pada tahap perkembangan berikutnya, apabila terjadi kegagalan maka kemungkinan anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas berikutnya. Slamet Soeyanto mengemukakan, anak usia dini sedang dalam pertumbuhan baik fisik dan mentalnya. Pertumbuhan saraf otaknya dimulai sejak dalam kandungan, dan ketika lahir sel saraf otak terus berkembang. Teori mengatakan sampai usia 4 tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% kecerdasan tercapai pada usia 8 tahun (Suyanto, 2005: 7).

Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter yang paling efektif jika dimulai dari lingkungan keluarga dan diterapkan sejak usia dini. Usia dini di sini dimaksudkan adalah mencakup tahun-tahun pertama kehidupan, khususnya periode lima tahun pertama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun