Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Malam Ini Tak Ada Lagi Kehampaan Malam

8 Juni 2017   16:30 Diperbarui: 8 Juni 2017   21:13 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam baru saja tiba. Cahayanya menerangi alam raya. lalulintas kendaraan mulai membisingkan jalan raya kehidupan. Bintang dilangit bertaburan. Ada eksotisme di langit. Menambah keindahan alam raya. 

lelaki itu kembali datang ke kedai kopi itu. Masih tetap sendiri. Tanpa teman. Semakin malam jumlah pengunjung makin ramai. Penuhi kursi-kursi tua kedai kopi. Mareka asyik dengan pembicaraannya masing-masing. Sesekali tawa mareka berderai. Hingar bngarkan malam. Maklum suara mareka sangat tinggi bahkan keras hingga semua orang orang yang ada di kedai kopi itu paham tentang apa yang mareka bicarakan.

Tapi tak semua apa yang mareka bicarakan harus didengarkan pengunjung lainnya. Kadang suara mareka pelan bahkan sangat pelan sekali. Setengah berbisik.  Seakan-akan khawatir pembicaraan mareka kedengaran pengunjung lainnya.

lelaki itu tak mendengarkan apa yang pengunjung kedai kopi perbincangkan. Baik tawa maupun hingar suara pengunjung tak pernah dia rasakan. lelaki itu hanya merasakan bisikan terakhir dari wanita yang pernah mengisi hari-harinya. Hanya itu saja. Tak ada yang lain.

Lelaki itu menarik nafas panjang. Helaannya seiring dengan hembusan asap rokok yang dikeluarkannya dari hidung yang membentuk huruf O. Artistik sekali. Membuat beberapa pengunjung kedai kopi berpaling kepadanya. Menatap tajam ke arahnya. Ada rasa kagum yang ditunjukan para pengunjung kedai kopi terhadap lelaki yang menjadi konsumen tetap kedai kopi itu.

" Hebat sekali lelaki itu. Asap rokoknya bisa membuat huruf O," puji seorang pengunjung kepada teman semejanya.

" Oh, ya, " jawab temannya mengiyakan pujian itu.

lelaki itu tak bergeming. Tak ada rasa bangga atas pujian itu. Sama sekali tak ada. Ini terlihat dari raut wajahnya yang biasa saja.

___

Jam di dinding sudah menunjukan pukul 02.00 malam. lelaki itu masih belum juga beranjak dari kursi. Belum ada sama sekali tanda-tanda dia akan meninggalkan kursi yang didudukinya. Padahal cangkir kopinya sudah habis. Hanya menyisahkan ampas kopi. Sementara beberapa pekerja kedai kopi sudah mulai meninggalkan kedai kopi. Pulang ke rumah mareka untuk beristirahat. 

" Masih ada yang ditunggu bang,' sapa seorang pekerja kedai kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun