Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Perempuan Sunyi

4 Desember 2021   09:03 Diperbarui: 5 Desember 2021   00:33 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen : Perempuan Sunyi

Malam makin menjauh. Kesunyian membungkus malam sepi itu. Seorang wanita setengah baya itu berjalan menembus malam yang pekat. Cahaya buram rembulan iringi gaya berjalannya bak paragawati di panggung catwalk. Setiap lelaki yang melihatnya, pasti akan bersiul usil. Maklum wanita setengah baya itu masih terlihat cantik diusianya yang mulai menua. Sisa-sisa kecantikan masa lalu masih terpatri dalam guratan wajahnya yang mirip artis sinetron terkenal.

Mbak Lola adalah panggilan akrab warga kampung untuk wanita yang tinggal diujung Kampung. Semua warga Kampung sangat mengenal Mbak Lola. Bukan hanya soal kecantikan dan keyahudan bodynya yang sering digambarkan bak bodynya gitar Spanyol, tapi perilaku wanita itu mengurus suaminya yang mengidap sakit bertahun-tahun, yang membuat semua warga berdecak kagum akan kesetiaannya sebagai seorang istri.

" Sebagai istri, Mbak Lola patut diteladani para istri di kampung kita ini," kata seorang warga yang mendengar kabar tentang Mbak Lola yang mengurus sakit suaminya yang sudah menahun.

" Benar sekali. Sangat telaten mengurus suaminya dan amat setia," sambung seorang warga lainnya.
" Semoga beliau tabah dan sabar menghadapi semua cobaan ini," sela warga yang lainnya dengan penuh rasa simpati yang tinggi.

Setidaknya sudah hampir tiga tahun, semenjak berdiam di Kampung, suami Mbak Lola sudah sakit. Suaminya hanya duduk di kursi roda. Tak heran bila suami Mbak Lola jarang bersosialisasi dengan warga. Termasuk jarang datang ke acara hajatan warga. Apalagi ke masjid. Sangat jarang terlihat.

Hanya Mbak Lola yang aktif bersosialisasi dengan warga Kampung. Warga pun jarang datang ke rumah Mbak Lola. Maklum Mbak Lola hanya tinggal bersama suaminya.

Kalaupun ada yang datang berkunjung ke rumah itu, kebanyakan para lelaki dari luar Kota yang konon kabarnya sahabat dari suami Mbak Lola saat mereka masih tinggal di Kota. Para tamu suami Mbak Lola, biasanya menginap hingga tiga malam. Mareka datang ke rumah Mbak Lola dengan menggunakan mobil mewah merk terkini.

Dan kalau ada tamu dari luar Kota, biasanya Mbak Lola sangat sibuk berbelanja ke Pasar Kampung. Banyak sekali bahan keperluan rumah tangga yang dibelinya. Mulai dari sembako hingga minuman kaleng. Sementara di dompetnya tergumpal uang pecahan seratusan ribu yang menggunung. Penuhi dompetnya yang berharga sangat mahal.

Cahaya mentari mulai meredup menahan rasa lelah yang tak terperikan. Sejuta pelangi yang mengibar di ujung langit seolah tak mampu diredamnya dengan sinarnya yang makin menua itu. Sebuah pertanda senja telah tiba. Sebuah mobil merk terkenal melintasi jalanan Kampung yang mulai berwarna hitam. Arahnya jelas. Ya, mobil  mewah itu menuju rumah Mbak Lola. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun