Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Tamu Marianem

16 November 2021   01:12 Diperbarui: 16 November 2021   01:28 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan malam itu lelaki Kota itu menginap di Pos ronda bersama dengan para peronda. Lelaki itu pulang usai mendengarkan suara Marianem bersenandung menyanyikan lagu. Dan seperti biasanya, sebuah tips pun dititipkan lelaki Kota itu ke tangan Marianem. Dan saat lelaki itu sudah meninggalkan rumahnya, Marianem sungguh kaget. Disalah satu lembaran uang merah bergambar Tokoh Proklamtor, ada sebuah tulisan yang berbunyi aku ingin meminangmu, Dek Marianem.

Berita kedatangan seorang lelaki Kota ke rumah Marianem, ditanggapi warga kampung dengan nada komentar yang berbeda-beda.
" Luarbiasa Marianem. peggemarnya datang jauh-jauh dari Kota hanya untuk mendengarkan suaranya," kata seorang warga.
" Saya meragukan maksud baik lelaki Kota itu datang ke rumah Marianem. Pasti ada agenda tersembunyi," sambung seorang warga lainnya.
" jangan-jangan mereka memang ada hubungan spesial. Mana mungkin, seorang yang mengaku penggemar datang jauh-jauh dari Kota hanya untuk mendengarkan suara penyanyi dangdut kampung. Di Kota juga banyak penyanyi yang suaranya lebih merdu dan bagus dari Marianem," celetuk warga yang lain.
" Kalau seandainya, Marianem memang punya hubungan khusus dengan lelaki kota itu, apa salah? Apa berdosa?," tanya seorang warga kampung. 

Semua warga terdiam. Dada mereka tiba-tiba merasa nyeri. Nyeri sekali. Laksana ditusuk sebuah belati yang sangat tajam.

Di rumah Marianem, penyanyi dangdut itu bersenandung. Suaranya sungguh merdu. Lagunya pun sebuah lagu berlirik indah yang bernada jawaban pasti. Sebuah lagu yang Marianem dan lelaki Kota senandungkan secara bersama-sama saat lelaki Kota itu datang ke rumahnya pada malam yang diterangicahaya rembulan malam yang terang benderang. Seterang jiwa Marianem untuk menerima lamaran lelaki Kota itu.

Kau masih gadis atau sudah janda
Baik katakan saja jangan malu
Memangnya mengapa aku harus malu?
Abang tentu dapat 'tuk membedakannya
Kau katakan saja yang sesungguhnya
Sesungguhnya diriku
Oh,
Memang sudah janda
Walaupun kau Janda tetap kucinta

Toboali, selasa dinihari yang cerah, 16 Oktober 2021

Salam sehat dari Kota Toboali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun