Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Markudut dan Ibu Girang yang Terhormat

10 November 2021   03:54 Diperbarui: 10 November 2021   04:01 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mendengar jawaban sang suami, istrinya tersenyum bahagia. Sebuah kecupan mendarat di bibir sang suami. Sudah lama sekali mereka sebagai paanan suami istri tak pernah bermesraan di ranjang pengantin mereka semenjak suaminya menjadi timses Ibu Girang.

Sebagai istri, dirinya mengakui semenjak suaminya menjadi timses Ibu Girang, perekonomian mereka meningkat tajam. Tak ada lagi perdebatan diantara mereka selama beberapa bulan ini yang selama ini selalu menjadi ornamen hidup mereka sebagai pasangan suami istri. Tapi frekwensi pertemuan mereka hampir tak ada sama sekali.

Usai kontestasi demokrasi itu, Markudut masih tetap aktif membantu Ibu Girang. Dan jadwal kerjanya pun masih tetap seperti biasanya saat dirinya masih berstatus sebagai bagian timses Ibu Girang. Dari pagi hingga malam. Bahkan terkadang, Markudut tidak pulang ke rumahnya hingga dua malam. Ponselnya pun selama itu tak aktif sama sekali.

Saat matahari mulai terbangun dari mimpi panjangnya, Istri Markudut menagih janji suaminya untuk membuat dirinya hamil. Markudut terdiam bahkan terkesan gelagapan dengan keinginan istrinya.

" Bagaimana dengan Ibu Girang?," hati Markudut membatin.

Markudut menyalahkan sebatang rokok. Matanya menerawang jauh. Pikirannya jauh. Sejauh pikiran Ibu Girang yang ingin menikmati dirinya seutuhnya sebagai suaminya yang baru. Ya, sebagai suami Ibu Dewan yang terhormat.

Toboali, rabu pagi yang indah, 10 November 2021

Salam sehat dari Kota Toboali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun