Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ketika Sayap Malaikat Kecil Patah

2 Oktober 2021   20:23 Diperbarui: 2 Oktober 2021   20:28 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerpen : Ketika Sayap Malaikat Kecil  Patah

Sudah dua hari dua malam, keresahan jiwa melanda keluarga kecil itu. Kesedihan terus membungkus sekujur tubuh pasangan suami istri itu. Ya, bagaimana tidak, anak semata wayang mareka yang baru berusia 7 tahun, kini tak tahu rimbanya usai pulang sekolah. 

Airmata terus menetes dari bola mata sang Ibu. Sementara sang Ayah hanya berkaca-kaca menatap langit yang sore itu makin gelap. Suara-suara dari tetangga sekitar yang berbau simpati seolah-olah tak mampu mengobati keresahan jiwa mareka.

" Sabar Pak. Tenang. Kami bersama aparat terus mencari keberadaan anak Bapak. Insya Allah kalau semuanya tenang akan memudahkan kita dan kami menemukannya," ujar Pak RT.

" Yang penting kita semua berdoa agar Ananda diberi perlindungan dari Allah. Dan tidak terjadi sesuatu apapun terhadap ananda," sela Pak Haji yang ikut menyabarkan keluarga kecil itu. 

Keduanya tak menjawab. Hanya seuntai airmata yang menetes diubin sebagai jawabannya.

Ananda adalah anak satu-satunya anak dalam keluarga kecil itu. Walaupun pasangan suami istri itu hidup jauh dari berkecukupan, namun masalah pendidikan menjadi utama dalam hidup mareka. Demikian juga dengan asupan nutrisi Ananda sangat diperhatikan kedua orang tuanya. 

Tak heran bila Ananda tumbuh sebagai anak yang sehat, periang dan pintar. Bakatnya pun banyak. Bukan hanya mampu menjadi juara menyanyi tingkat anak-anak, namun mampu menjadi juara mengarang tingkat anak-anak tingkat Kabupaten.

Sebagai orang tua, kedua pasangan suami istri ini tergolong orang tua yang sungguh amat protektif dalam menjaga anak satu-satunya mareka. Apalagi untuk mendapatkan Ananda, mareka harus menunggu hingga lima tahun usia perkawinan mareka.

Pasangan suami istri itu langsung terkulai lemas saat mendengar berita dari aparat keamanan bahwa anak mareka meninggal karena adanya persetubuhan yang dilakukan orang dewasa. Pasangan suami istri itu histeris hingga tak sadarkan diri. 

Sampai putri mereka diantar menuju tempat peristirahan terakhir pun, keduanya belum mampu melepaskan kesedihan, bahkan hingga hari ketujuh. Kesedihan masih mewarnai rumah mereka dan sekujur jiwa mereka. Hanya kekuatan iman yang membuat mareka mampu bertahan dari kenyataan yang teramat pahit itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun