Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Sedih Seorang Duda

31 Agustus 2021   20:08 Diperbarui: 31 Agustus 2021   20:16 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen : Kisah Sedih Seorang Duda

Lelaki setengah baya itu bergegas meninggalkan sebuah rumah yang masih  ramai dipenuhi orang-orang. Langkahnya cepat bak para koruptor yang memasuki kantor aparat hukum untuk menghindar dari kerumunan wartawan. Sinar rembulan yang temaram  menyinari wajahnya. Tampak terlukis sebuah raut muka kecewa dan menahan sebuah rasa sedih yang tak terperikan.

Narasi penolakan yang disampaikan perwakilan keluarga wanita yang telah mengikat hatinya selama ini, bukan hanya menampar wajahnya, namun mengoyak harga dirinya sebagai lelaki. Martabat dirinya sebagai lelaki terkucilkan. Rasa malu menjalari seluruh tubuhnya. Bahkan kemaluannya pun terasa tercabik-cabik dengan narasi penolakan itu.

" Mohon maaf, Pak. Kami sekeluarga telah bermusyawarah dan akhirnya memutuskan untuk tidak dapat menerima pinangan saudara sebagai calon suami ponakan kami," ungkap salah satu keluarga wanita yang dicintainya. 

Dan jawaban itu membuatnya tak berdaya. Tak ada apologi. Harga dirinya sebagai lelaki tercabik-cabik. Hanya diam yang bisa dia dilakukannya. Nafasnya seolah-olah sempat terhenti. Sementara wanita yang dilamarnya pun tak bisa berbuat banyak. Hanya termangu disudut ruangan tamu yang menjadi tempat pertemuan malam itu. Sementara dari sudut bola matanya terlihat airmata yang menetes membasahi ubin rumah.

Sebagai lelaki dewasa, dirinya sudah pantas mencari pendamping hidup sekaligus Ibu anak-anaknya usai istrinya wafat. Dan ketika seorang wanita dari seberang yang bernama Aisyah beekerja ditempatnya, lelaki yang bernama Rafik itu seolah mendapat energi baru dalam kehidupan asmaranya. Maklum selama ini Rafik dikenal sebagai lelaki religius dan terkesan pendiam. Bahkan terkesan rendah diri.

Aisyah tidak cantik sebagaimana bintang-bintang sinetron yang sering dilihatnya di televisi. Tapi wanita ini memiliki sifat menarik dan mudah bergaul. Suara tawanya yang renyah membuat Rafik sangat ingin meminangnya untuk ibu bagi anak-anaknya. Apalagi jabatannya sebagai Kepala Kantor sebuah perusahaan susu ternama, dimana Aisyah juga bekerja di sana sebagai staff, membuat hubungan keduanya mengalir. 

Dari hubungan atasan dan bawahan akhirnya menjelma sebagai hubungan istimewa dua anak manusia. Hubungan dua anak manusia dewasa yang berlainan kelamin ini, akhirnya mengikat keduanya dalam gairah manusia dewasa. Harga diri Rafik pun tereskalasi ke langit. Aisyah benar-benar membuatnya tampil sebagai lelaki sejati.

Pada suatu malam yang bening dan dibalik indahnya sinar rembulan, kedua anak manusia itu memacu diri dalam gairah syahwati. Keduanya menjadikan malam yang bening sebagai malam kesesatan dengan mengumbar gairah kelamin hingga menyemburkan gairah sebagai manusia dewasa. Keduanya terlelap dalam selimut asmara.

" Aku akan bertanggungjawab terhadap apa yang kita lakukan malam ini. Aku akan bertemu dengan kedua orang tuamu untuk meminangmu sebagai istri dan ibu dari anak-anakku," janji Rafik usai keduanya melampiaskan nafsu syahwati sebagai manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun