Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Di Bawah Pohon Raksasa, Cinta Lama Kembali Bersemi

30 Agustus 2021   20:39 Diperbarui: 30 Agustus 2021   21:01 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pohon raksasa di pekarangan sekolah itu masih tetap rimbun. Batangnya masih tetap besar. Dahan-dahannya masih tetap kokoh. Tegak berdiri bak patung Liberty.

Sudah puluhan tahun, pohon raksasa di halaman sekolah itu tetap berdiri tegar.Kekokohannya mensimbolkan sebuah kharisma kegagahan dan ornamen sekolah.  Saat itu Tahar masih menjadi pengajar muda di sekolah yang terletak diujung Kampung.

Dan ketika sore ini,lelaki yang sudah beruban itu datang, pohon itu masih tetap berdiri tegar bak pendekar. Masih tetap meraksasa. Masih tetap kokoh bertengger sebagai ornamen sekolah. Padahal sekolah itu telah beberapa kali mengalami renovasi.

Bagi Tahar,pohon yang berdiri kokoh di halaman sekolah itu adalah sebuah pohon kehidupan yang memberinya banyak pelajaran. Beragam inspirasi lahir dari otaknya yang memang cerdas sebagai guru muda. Banyak buah pikirannya lahir saat berada dibawah pohon raksasa itu.

Waktu Tahar muda masih bekerja sebagai pendidik disekolah itu,hampir setiap sore dia menjadikan kerindangan pohon itu sebagai tempatnya bekerja. Termasuk mengkoreksi hasil pekerjaan murid-muridnya pagi hari. 

Dibawah pohon raksasa itu ada meja dan kursi yang terbuat dari bahan sisa bangunan sekolah. Sebuah sisa yang termanfaatkan. Bahkan terkadang Tahar muda menjadikan bangku dari kayu dibawah pohon raksasa itu sebagai ruang untuk beristirahat walaupun hanya sejenak.
" Dibawah pohon ini saya mendapatkan angin sepoi.Sebuah kesejukan yang tak tergambarkan dengan kata-kata," ujar Tahar Muda saat ditanya teman-teman seprofesinya di Sekolah.
" Tapikan lebih enak istirahat dirumah Pak. Lebih nyaman," sahut temannya.
" Saya merasa ada kenyamanan yang luarbiasa saat berada di bawah pohon itu. Ada keteduhan yang luarbiasa yang menyelinap dalam jiwa,"jawab Tahar muda. 

Mendengar jawaban Tahar muda,kawan-kawannya cuma terdiam. Toh setiap orang punya persepsi masing-masing tentang filosofi hidup.

Tahar muda juga masih ingat saat pertama kali mengabdi disekolah Kampung itu. Kepala Sekolah dan beberapa guru mengingatkan dirinya agar tak selalu berada dibawah pohon besar itu.

" Memangnya ada apa Pak dengan pohon itu? Saya lihat pohon itu pohon yang biasa saja. Tidak ada istimewanya," ungkap Tahar muda.

" Saya lihat dahannya banyak yang sudah rapuh.Ntar kalau Bapak sering dibawah pohon itu bisa ketimpa dahannya," ujar Pak Kepala Sekolah mengingatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun