Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ada Cinta dalam Secangkir Air Jahe

18 Agustus 2021   19:28 Diperbarui: 18 Agustus 2021   19:45 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen : Ada Cinta dalam Secangkir Air Jahe

Sinar rembulan mulai membngkrutkan diri. Buramkan malam yang makin menua. Kerlap kerlip bintang pun tak terlihat. Entah kemana mareka menari malam ini. Sepoi angin di daratan tak berdesis. Seolah-olah terdiam dalam kesunyian alam.

Kedai kopi itu makin sepi. Pemgunjungnya makin menipis. Bangku-bangku mulai terlihat kosong melompong. Hanya suara detingan gelas dan piring yang saling bersentuhan yang masih terdengar di arah dapur Kedai Kopi sebagai penghias malam yang makin merentah seiring mulai terbangunnya mentari dari tidur panjangnya.

Disudut Kedai kopi, lelaki itu masih setia dengan secangkir air jahe yang mulai hampa rasanya. Sehampa jiwanya yang tak bertenaga dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Padahal sebagai lelaki dia memiliki segalanya. Jabatan mentereng. Mobil siap mengantarkannya kemana hati ingin berlabuh.

" Entah kapan kita bertemu lagi," gumamnya dalam hati. Seolah bicara kepada alam yang tak menjawab.

Setiap menikmati secangkir air jahe di Kedai Kopi di sudut Kota, ingatan lelaki itu selalu ke masa silam. Ya, saat dirinya masih menuntut ilmu di perantauan. Masa-masa dirinya masih berstatus sebagai mahasiswa di tanah seberang.

Air jahe yang dihidangkan seorang gadis saat dirinya merampungkan Kuliah Kerja Nyata di sebuah Desa selalu mengingatkannya bahwa hidup itu indah dan harus dinikmati. Air jahe buatan gadis itu bukan sekedar menghangatkan sekujur tubuhnya pada malam yang bening itu, namun air jahe itu telah membuatnya jatuh hati kepada gadis Desa itu. 

Jahe merah ternyata bukan hanya sekedar tanaman herbal yang bisa menghangatkan tubuhnya dan penyakit lainnya, namun secangkir air jahe yang selalu dihidangkan Gadis Desa itu saat dirinya bertandang ke rumah telah membuat jiwanya terasa hangat.

" Kalau adinda bersedia menunggu, aku akan meminangmu usai kuliahku tuntas," bisiknya ditelinga gadis iru.

" Abang ini bisa saja. Aku ini gadis Desa dan tidak berpendidikan. Masih banyak gadis dikampus abang yang pintar," elak gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun