Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Lelaki yang Kembali Meniduri Ranjangnya

16 Agustus 2021   12:05 Diperbarui: 16 Agustus 2021   12:05 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen : Lelaki yang Kembali Meniduri Ranjangnya

Alunan suara manja penyanyi dangdut dari sebuah pesta kawinan terus bergemuruh. Hingar bingarkan alam semesta. Bintang-bintang pun terhentak. Sementara kunang-kunang tersenyum. Seolah-olah menikmati cengkok dangdut pelantunnya yang  amat serasi dengan harmoni orkes yang mengiringinya. 

Suasana menjadi makin heboh tak kalah penyanyi dangdut itu, menarikan tarian goyang paku yang membuat para penyaksi di bawah panggung terpesona. Para penonton bersorak sorai. Takjub dengan atraksi baru ini. Senyum pun mengambang dari sang tuan rumah,sebagai pemilik hajatan. Ada sejuat kebahagian yang melumuri sekujur tubunya. 

Aksi pedangdut ini tak kalah klas dengan artis terkenal yang sering mareka lihat di televisi. Hanya beda nasib saja mareka harus tampil di acara-acara kawinan dari kampung ke kampung.

Akew terdiam. Kopi hitam terus diseruputnya dengan diselingi isapan rokok kreteknya. lirik lagu yang dibawakan penyanyi dangdut di panggung itu membuat matanya nanar. Menyentuh nuraninya sebagai manusia. 

Ingatan lelaki itu menerawang ke Kampungnya, dimana istri dan anaknya berada. Yah, setidaknya sudah setahun ini dirinya tidak pernah kembali ke Kampung untuk menengok anak dan istrinya. 

Entah apa kabar mareka malam ini. Sementara tentang kabar keluarganya pun hanya diperolehnya dari teman-temannya yang pulang ke Kampung.

"Masih belum berniat pulang kampung juga, mas," tanya Ibu penjaga warung kopi sembari menyodorkan kue kepada Akew. 

Akew terdiam.

" Kamu itu kepala kelurga dan harus bertanggungjawab kepada keluargamu. Jangan biarkan mareka menunggu dan menunggu. Sungguh tak elok dipandang orang. Masa suami membiarkan anak dan istrinya di kampung sementara kamu disini. Apa kata dunia," lanjut Ibu warung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun