Cerpen : Pengarang Kehidupan
Matsudel kaget. Hampir-hampir tak percaya. Bak mimpi. Tak ada tanda-tanda dari alam. Tak pernah merasakan akan mendapat perlakuan istimewa seperti ini dari publik. Mulai dari para pejabat Provinsi  hingga Pak RT. Tak terkecuali dari para warga  Kampungnya yang menjadikannya sebagai idola.
Kini nama Matsudel bak selebritis di Kampungnya. Semua orang wajib tahu siapa Matsudel. Termasuk alamat rumahnya. bahkan berselfie ria dengan Matsudel telah menjadi icon bagi warga Kampung dan para pejabat . Ada kebanggaan tersendiri ketika memposting foto bersama Matsudel di medsos. apakah di facebook, twitter hingga instragram.
.
Lelaki setengah baya itu sungguh tak menyangka. Sama sekali tak menyangka. Tak ada dalam kamus otak lelaki  pensiunan ini dirinya akan menjadi seperti ini. Akan menjadi kejaran orang seKampung untuk diajak berfoto ria. Menjadi bahan pembicaraan publik di berbagai media sosial. Sama sekali tak pernah terlintas dalam otak tuanya.
Cerpennya yang berjudul " Presiden, Datanglah ke Kampung Kami " yang dimuat di sebuah harian Kota telah menjungkirbalikkan fakta hidupnya dan kehidupannya. Bermula dari cerpen itulah hiduplah seolah dimulai. Padahal menulis cerpen dilakukannya untuk menisi masa senggangnya.Â
" Daripada otak buntu lebih baik menulis cerpen," pikir Matsudel. Toh dia pernah ikut pelatihan menulis cerpen saat dirinya masih bekerja di sebuah Kantor Pemerintah.
Tak perlu memakan waktu yang lama, setelah cerpen itu dimuat, Presiden memang datang ke kampung mareka untuk meresmikan sebuah proyek yang sempat terbengkalai. Melalui cerpen itu, hidupnya terangkat ke langit. Semua orang memandangnya dengan takjub. Semua mata mempelopoti dirinya. Dari ujung kaki hingga ujung rambut. Semua orang mengaguminya. Semua orang memujinya setinggi langit dengan kata-kata indah. semua orang mengidolakannya.
" Luarbiasa Pak Matsudel. Pak Presiden datang ke kampung kita setelah membaca cerpennya yang dimuat seminggu sebelum Presiden datang," ujar seorang warga saat para warga sedang kongkow-kongkow di warung Mang Timbul.
" Tak menyangka sama sekali Presiden bisa datang ke Kampung kita ini," sela warga yang lainnya.
" Itu berkat cerpen karya beliau," ungkap seorang warga Kampung.