Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bingkisan Lebaran untuk Pak Imam Masjid

7 Mei 2021   22:37 Diperbarui: 8 Mei 2021   01:32 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segerombolan camar terbang melayang di atas langit. Meliuk-liuk bak penari. Sementara di ufuk timur matahari mulai menyembunyikan dirinya. Pak Imam Masjid meninggalkan rumahnya. Suara Azan magrib sudah berkumandang dari corong pengeras suara masjid. Langkah kaki Pak Imam masjid terhenti di halaman rumahnya. Sebuah mobil truk berhenti di hadapannya. 

Seorang dari dalam mobil menghampirinya. Dan dengan bermodalkan sebuah kertas ditangan yang berisikan alamat penerima, kernet mobil itu langsung bertanya kepada Pak Imam Masjid.

" Maaf, Pak. Apakah benar ini rumah Pak Imam Masjid Kampung ini," tanya kernet mobil dengan penuh kesantunan.

" Benar. Ada apa ya," jawab Pak Imam Masjid dengan nada suara penuh tanya.

" Kami mau mengantarkan paket untuk Pak Imam Masjid," ujarnya seraya memperlihat sebuah kertas kepada Pak Imam Masjid. Dan di kertas itu tertera namanya berikut dengan alamat rumah.

Sementara suara lafaz azan Hayya Allash Shalaah telah terdengar dua kali. Pak Imam Masjid tanpa bertanya lagi langsung meninggalkan kernet mobil untuk bersegera menuju Masjid. Menunaikan sholat magrib berjemaah. Bersujud kepada Allah SWT, Sang Maha Pencipta.

Usai pulang sholat tarawih berjemaah di masjid, Pak Imam Masjid makin terkaget-kaget setengah mati saat masuk ke halaman rumahnya. Dikejauhan terlihat oleh mata tuanya tumpukan barang yang menggunung. Sejuta tanya membatin dalam dadanya.

" Siapa yang mengirim barang sebanyak ini ke rumahku," tanyanya dalam hati. " Lantas apa maksudnya mengirim barang sebanyak ini ke rumahku," desisnya lagi dalam hati.

Sudah tiga hari barang itu tergeletak  menumpuk di teras rumahnya. Pak Imam Masjid belum berani membukanya. Walupun dalam kertas pengirmannya tertulis namanya sebagai penerima barang.  Dia juga bingung untuk apa barang sebanyak ini. Dan akhirnya, Pak Imam Masjid meminta pendapat para pengurus tentang barang itu.

" Kita buka saja Pak Imam, biar kita tahu apa isi barang dalam bungkusan itu," saran seorang pengurus masjid.

" Benar Pak. Nanti ketahuan isinya. Dan siapa tahu ada pesan atau surat di dalamnya sehingga kita tahu siapa pengirimnya," sambung pengurus Masjid lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun