"Iya. Aku juga heran. Biasanya kan buldozer. Sikat habis," sambung pegawai lainnya.
"Kalian ini ada-ada saja. Pak Kades menanyakan asal usul uang malah bertanya-tanya," jawab seorang pegawai lainnya.
"Bapak kan tahu bagaimana sikap Pak Kades selama ini. Sikat habis kalau soal uang. Tak ada kompromi," celetuk pegawai itu.
"Manusiakan bisa berubah. Tak terkecuali Pak Kades," jelas pegawai lain. Semua pegawai yang berada dalam ruangan terdiam. Hanya deru angin yang berbisik. Semilir tiupannya menyelinap lewat celah ruangan Kantor.Â
Perilaku Pak Kades yang mulai membatasi menerima dana menular ke masyarakat. Menjadi trending topik di ruang publik. Semua orang membicarakan perilaku Pak Kades. Ada rasa keheranan di otak kecil mareka.Â
"Saya heran. Â Pak Kades mulai selektif menerima dana yang diberikan kepadanya," kata seorang warga.
"Saya dengar juga begitu. Ada apa ya?," tanya seorang warga.
"Pak Kades mulai menyadari bahwa tidak semua dana yang diberikan kepadanya adalah haknya," jawab Pak Sekdes. " Dan perilaku ini wajib diteladani," lanjut Pak Sekdes. Para warga yang sedang membincangkan soal perilaku baru Pak Kades pun terdiam. Membisu.
Siang itu di ruangannya, Pak Kades tampak asyik bercerita dengan dengan beberapa tokoh agama Desa. Obrolannya soal seputar sesuatu yang bukan hak miliknya.Â
"Saya mulai menyadari, bahwa tidak semua hal adalah milik kita. Walaupun kita ini pemimpin. Saya kini mulai paham," ujar Pak Kades.
"Alhamdulillah Pak Kades. Kami senang mendengarnya," jawab  sesepuh Desa.