Mereka para warga itu hanya mengeluh soal aksi Tante Sun yang sering buka baju sembarangan di rumahnya. Pembicaraan itu seolah-seolah mengalahkan berita tentang kesusahan hati mereka dihantam harga barang-barang yang mulai menggunung tinggi nilainya.Â
Semua kaum ibu dan para istri di kampung Kami, mulai menaruh kecurigaan kepada para suaminya. Tak terkecuali Ibu kepala Kampung. Kecurigaannya kepada Pak kepala Kampung mulai terlihat. Apalagi dulu Pak Kepala kampung pernah kepergok datang secara diam-diam ke rumah seorang janda.
"Ibu Kepala Kampung mesti bertindak. jangan membiarkan fenomena ini mengusik hati kita," lapor seorang ibu kepada istri kepala Kampung.
"Iya, Bu. Ibu kepala Kampung harus bertindak. Laporkan dengan Pak Kepala Kampung. Jangan sampai para suami kita tergoda dengan kemolekan Tante Sun," celetuk warga yang lain.
"Sabar, ibu-ibu. Ini bulan puasa. Bisa batal puasa kita kalau membicarakan aib orang lain. Apalagi ini baru desas-desus," jawab Ibu Kepala Kampung.
"Biar Tuhan yang menilai puasa saya, Bu. Perilaku Tante Sun suka membuka baju sembarangan di rumahnya yang bisa membuat rumah tangga kita tergoyahkan, Tuhan pasti akan tahu kok," jawab Ibu tadi.
Berita tentang kebiasaan Tante Sun buka baju kalau pulang kantor merembes pula  hingga ke otak kaum laki-laki di Kampung Kami. Mereka kaum lelaki, tua dan muda menjadikan fenomena buka baju di rumah menjadi trending topik. Usai pulang tarawih, pembicaraan itu mengular di mulut warga. Wabahnya bak virus yang tak mampu terdeteksi.
"Pantesan para hansip kalau tante Sun pulang langsung patroli di halaman rumah Tante Sun. Itu biang masalahnya," ujar Udin saat para warga berkumpul di warkop mang Jonriel.
"Iya. Lihat saja kini. Semenjak Tante Sun tinggal di sini mereka rajin patroli. Sangat rajin," sela warga yang lain. "termasuk kamu yang kini hobby datang ke pos ronda kan walaupun bukan giliranmu," tuding Mang Doni kepada warga itu.
Semuanya tertawa mendengar tembakan langsung Mang Doni kepada warga itu yang mukanya langsung memerah menahan amarah.
Puncak kemarahan warga, terutama kaum ibu-ibu pun sudah memuncak. Tak bisa dibendung lagi. Tak ada tawar menawar. Ini soal reputasi diri sebagai istri. Usai berbuka puasa, mereka secara beramai-ramai langsung mendatangi rumah Pak kepala Kampung. Teriakan warga di halaman rumahnya membuat Pak kepala Kampung yang baru saja pulang dari masjid terkejut.Â