Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nurani yang Hilang

14 April 2021   14:57 Diperbarui: 14 April 2021   15:08 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: suarainqilabi

" Sekarang Matasir dimana," tanya seorang nelayan.

" Ke Kota," jawab seorang nelayan teman Matasir, suami perempuan muda itu.

Gelegar petir menyambar. Matasir meninggalkan rumah dengan langkah kaki yang tergesa-gesa. Hujan makin deras. Sederas langkah kaki Matasir meninggalkan rumahnya.  lelaki itu menembus hujan.

" Apa maksud Pak Juragan  memberimu uang setiap harinya?," tanya Matasir kepada istrinya.

" Dia memberi uang itu untuk sekedar jajan anak kita, Pak. Bukan untuk aku. Bukan untuk aku," jawab perempuan muda itu.

" Dia memberi uang itu ada tujuannya. Ada maksudnya. Dia itu lelaki. lekaki. Bukan perempuan. Ingat itu," ujar Matasir. Dia memandangi wajah perempuan muda itu dengan wajah garang.   

Matasir sungguh kecewa kepada perempuan muda itu. Sungguh kecewa dia dengan istrinya. Disaat dirinya roboh dan belum mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan keahliannya, dia mendengar suara bergemuruh dari para tetangganya menyebutnya sebagai suami yang tak bertanggungjawab.

" Sebagai suami Matasir itu adalah suami yang tak bertanggungjawab. Kerjaannya cuma duduk di rumah sepanjang hari," ujar seorang warga.

" Ya, dia lelaki yang beruntung. Hidupnya enak. Bagaikan raja. Makanan dihidangkan. Kopi disediakan," sambung warag yang lain.

" Istrinya pontang-panting mencari duit. Untung ada Pak Juragan yang membantu istrinya," kata seorang warga. 

Suara lantang para warga itu memasuki  gendang telinga Matasir dengan kencangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun