Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Penjaja Ikan Keliling

15 Maret 2021   20:54 Diperbarui: 15 Maret 2021   21:35 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyandang status sebagai seorang janda, tak pelak menjadikan siapa pun leluasa untuk sekadar menggodanya. Semua warga kampung menjadi penyaksi bahwa perempuan itu adalah perempuan paling cantik yang ada di kampung mereka. 

Kendati usianya sudah kepala empat, namun guratan kecantikan tak pernah hilang di wajahnya. Semua lelaki  di Kampung mereka, mendambakan perempuan itu untuk dijadikan istri mereka. Bau amis ikan yang melekat di kepala perempuan itu tak menghilangkan guratan kecantikannya. Godaan dari para lelaki kampung itu hanya ditanggapi perempuan itu dengan sebaris senyuman.

" Walaupun perempuan itu penjual ikan, aku mendambakannya untuk ku sunting sebagai seorang istri baru," canda seorang nelayan.

" Kalau istrimu ngamuk, aku tidak tanggungjawab ya," goda seorang temannya. Lelaki itu cemberut. Dan tawa mereka pun lepas di udara yang bebas.

Perempuan penjaja ikan keliling itu baru saja membuka pintu depan rumahnya. Jantungnya mau copot. Tiba-tiba lelaki tua yang selalu duduk di kursi roda dan  selalu memborong ikannya, sudah berada di depan rumahnya. Dada perempuan penjual ikan keliling itu berdebar. Sejuat pertanyaan menggeliat diotaknya. Dengan berbalutkan dada yang penuh debaran yang naik turun, perempuan penjaja ikan keliling itu mempersilahkan tamunya untuk masuk ke teras rumahnya.

" Mari masuk, Pak," ujarnya. lelaki itu mendorong kursi rodanya masuk ke teras rumah perempuan penjaja ikan keliling itu. 

Suara lelaki tua tua yang duduk diatas kursi roda itu terdengar sangat lembut. Intonasinya sangat indah untuk di dengar. Seperti suara penyiar televisi era tahun 80-an.

" Aku ingin melamarmu sebagai istriku," ujarnya dengan nada suara yang amat lembut tapi pasti. Jantung perempuan penjaja ikan itu seolah mau copot dari katupnya.  Dengan mengambil nafas dalam-dalam, perempuan penjaja ikan itu menjawab dengan terbata-bata.

" Bapak orang yang sangat terpandang di kampung ini. Apakah Bapak tidak menyesal menikahi saya seorang penjaja ikan keliling," tanyanya.

" Tidak sama sekali. Aku ingin engkau mencintaiku sebagaimana engkau mencintai pekerjaanmu sebagai penjaja ikan keliling," kata lelaki tua diatas kursi roda itu.

Cahaya matahari mulai meninggi. Perempuan penjaja ikan keliling itu mendorong lelaki tua di kursi roda itu menuju rumah. Ya, rumah mereka yang baru sebagai sepasang suami istri.

Toboali, Senin malam, 15 Maret 2021

Salam dari Toboali, Bangka Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun