Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wakil Bupati

8 Maret 2021   08:13 Diperbarui: 8 Maret 2021   08:17 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen : Wakil Bupati

Tampangnya kusut masai. Kerutan-kerutan kecil mulai menghiasi dahinya. Kesan letih tergambar di wajah itu. Terlihat gambaran adanya sebuah tekanan hidup yang menghimpitnya Sementara wajahnya terlihat layu. 

Dia kelihatan sangat gembira melihat kedatanganku. Sambutannya sangat hangat, saat pintu rumahnya terbuka. Dan kami pun saling berpelukan. Sebagai sebuah bentuk persahabatan dan persaudaraan.

Lelaki itu biasa aku panggil Renggo. Nama aslinya amat panjang. Renggo Menggolo Wibawa. Renggo adalah teman semasa kecil ku dan teman seperjuangan saat masih menuntut ilmu di perantauan. Bedanya, saat lulus kuliah dia pulang ke Kampung Kami. Sedangkan aku bekerja di Kota.

" Masuk Bro," ajaknya dengan memanggil ku dengan sebuatn Bro.

" Makin hebat kamu sekarang. Sudah jadi Wakil Bupati. Cita-citamu dari kecil sudah tercapai," ujar ku.

Renggo terdiam. Tak terlihat kegembiraan di wajahnya saat aku memujinya. Tak terlihat sama sekali. Tak ada jawaban dari mulutnya. Kulihat ia menghela napas. Matanya menerawang jauh. Sesekali pandangannya menyapu halaman rumahnya yang luas. Beberapa dahan pohon mangga berayun-ayun lembut diterpa angin senja. Kubiarkan ia larut dalam diamnya.

" Aku tidak sebagaimana yang dibayangkan kawan-kawan kita," ujarnya tiba-tiba. Dan aku pun terkaget-kaget. lamunanku membuyar.

Aku diam. Tak menyahut sama sekali. Dan saat mulut ku ingin menyampaikan sesuatu, tiba-tiba suaranya muncul.

"Aku orang yang gagal, Bro," lanjutnya. Dan aku kembali tak menyahut. Aku kembali diam. Tak mengerti arah pembicaraannya. Dan sekonyong-konyong mulut ku bersuara juga.

" Maksudmu gagal sebagai seorang Wakil Bupati ?," tanya ku sekenanya.

" Ya," jawabnya cepat.

" Aku tak menyangka sama sekali, sebagai seorang pejabat publik aku gagal menjalankan amanah rakyat yang telah menitipkan suaranya kepada ku. Aku ingin mundur,Bro. Aku sudah bertekad ingin mundur dari jabatan itu," lanjutnya.

" Mundur?," tanya ku lagi.

" Ya. Buat apa aku memegang amanah ini kalau aku tak mampu menjalankan amanah ini. Daripada jadi beban. Daripada nantinya jadi dosa di akherat nanti," sambungnya.

Aku terdiam. Kubiarkan ia melepaskan beban yang menggayut di dadanya. Kubiarkan dia sejenak  lega dan terbebas dari semua nestapa yang menghimpitnya. Kepadaku hampir semua persoalannya pasti dikisahkannya. Demikian juga aku. Kami adalah dua sahabat karib sejak kecil. Tak ada yang kami tutup-tutupi.

Kuhirup kopi  kesukaanku yang baru saja disajikannya. Tiba-tiba aku merasakan kopi yang baru saja diantar pembantunya terasa sangat pahitnya. Angin sore yang semilir membelai wajahku. Senja mulai turun. Magrib akan segera tiba. Dan aku pun pamit pulang.

" Doa akan aku ya, Bro biar aku tepat dalam mengambil keputusan ini," pintanya dengan nada suara penuh harap.

" Sebagai sahabat, pasti aku mendoakanmu, Bro. Semoga keputusanmu tepat. Dan semoga keputusanmu untuk mundur dari kursi Wakil Bupati sungguh-sungguh membahagiakanmu. Salam buat istri dan anakmu. Dan jangan lupa kalau ke Kota, mampir ke rumah ku,"ujarku.

Ku jabat tangannya. Aku pun segera meninggalkan rumahnya. Dari kejauhan terdengar suara azan magrib. Aku bergegas menuju ke masjid kampung.

Toboali, senin pagi, 8 Maret 2021

Salam dari Kota toboali, Bangka Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun