Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masukan Frasa "Ngalok" Dalam Kritik

9 Februari 2021   06:23 Diperbarui: 9 Februari 2021   09:55 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
teropongsenayan.com

Fungsi prefentif kritik adalah mengingatkan agar segala kemungkinan negatif tak terjadi dan harus diantisipasi. Sementara itu fungsi kuratif kritik bertujuan memperbaiki kesalahan atau menormalkan situasi. Seorang pemimpin yang rasional akan selalu melihat kritik dari dua fungsi tadi. Bila tidak, sang pemimpin akan mudah tersinggung.

Profesor Selo Soemarjan mengatakan, masyarakt Indonesia penganut kebudayaan malu. Bahkan dibeberapa daerah, nilai-nilai budaya nya membenarkan orang menembus malunya dengan jiwa sendiri atau orang lian. Carok di Madura atau Siri di Bugis.

Dalam masyarakat yang menganut kebudayaan malu, perkara kritik menjadi sangat pelik. Bagaimana menyampaikan kritik menjadi sangat pelik. Untuk itu profesor Selo Soemarjan bernasihat, melakukan kritik itu sedemikian rupa manisnya, sehingga yang dikritik bisa ketawa terbahak-bahak, sekurangnya tersenyum geli.

Dalam pandangan budayawan Seno Gumira Ajidarma  dunia bertambah sempurna karena kontribusi sikap kritis. Karena itu berlaku diktum bahwa kritik sangat diperlukan demi kemajuan zaman dan kebaikan bersama. Lenyapnya tukang kritik kata Budayawan ini, merupakan awal ketertindasan baru. 

Tak heran, ketika tukang kritik dibungkam, demokrasi akan menemui ajal. Matinya tukang kritik melahirkan pemerintah yang tirani dan otoriter. Hadirnya tukang kritik menjadi pilar sebuah pemerintahan yang demokratis dan kuat.

Seorang teman saya pernah bercerita. bagaimana dirinya mampu mengkritisi seorang pemimpin daerah tanpa membuat sang pemimpin itu marah. bahkan mereka berdua bisa jadi sahabat baik. 

Caranya? Dalam pertemuan itu teman saya selama 15 menit pertama memuji atau dalam bahasa Bangka-nya ngalok atau diangkat dulu keberhasilan nya. 

Tensitas ngalok tadi menurun dalam 15 menit berikutnya. Dan selanjutnya teman saya mulai mengkritisi pemimpin tadi habis-habisan dengan fakta-fakta yang real. 

Pemimpin daerah tadi mengakui kritik yang dilontarkan teman saya itu benar berdasarkan fakta dan menerimanya dengan lapang dada sebagai bagian untuk mereparasi kepemimpinannya yang akan datang.

Namun ternyata teman saya tadi nyaris celaka saat berdialog dengan pemimpin daerah yang hobbi minta dipuji atau minta dialok. Kendati kritik disampaikan teman saya sarat dengan fakta-fakta realita, pemimpin yang hobbi minta alok tadi berasumsi teman saya menghina dan memfitnah dirinya .

Dibenak pemimpin minta alok ini, kritik yang disampaikan teman saya adalah pil pahit dan bukan vitamin yang menyehatkan dirinya. Padahal pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang merangkum semua aspirasai dan mendengarkan apa yang disampaikan rakyat, termasuk pahitnya kritik,karena itu semua untuk kebaikan bersama.

Tantangan kedepan bagi mereka yang merasa dirinya pemimpin rakyat  dan pemimpin publik adalah siap untuk menerima kritik dengan lapang dada dan menerima pujian sebagai bekal sebagai bekal mereparasi diri untuk kepentingan publik. Apalagi Presiden telah memberikan imbauan kepada warga untuk ikut berperan aktif memberi masukan dan kritik.  

Oleh sebab itu sikap kritis kita sebagai warga bangsa jangan sampai hilang dan terbungkam. Toh yang diberi kritik itu soal kinerjanya sebagai pemimpin. Bukan tentang kepersonalannya.

Toboali, selasa pagi yang cerah, 9 Februari 2021

Salam dari Kota Toboali, Bangka Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun