Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bro Adit Jadi Pemimpin Kami

18 November 2020   10:20 Diperbarui: 18 November 2020   10:33 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kampung Kami gempar. Kegemparannya bukan karena di Kampung kami kedatangan petinggi negeri atau adanya pendemi virus corona yang menyerang Kampung Kami. Atau tertangkapnya teroris dan koruptor yang meresahkan kehidupan berbangsa ini. 

Erupsi penyebabnya adalah wacana dan narasi tentang keinginan salah satu warga bernama Adit yang berniat untuk maju sebagai kandidat Kepala Kampung dalam pemilihan Kepala Kampung yang akan diadakan bulan ini.

Setiap hari, semua warga menceritakan niat baik Adit itu dengan narasinya masing-masing. Tak ada lagi bahan perbincangan di Kampung kami saat ini yang menjadi trending topik selain cerita tentang Adit yang berniat mulia menjadi Kepala Kampung. Warga Kampung tak pusing soal berita tertangkap koruptor atau soal penyebaran virus corona yang naik turun. 

Kini dalam setiap pertemuan, kumpul-kumpul, semua warga Kampung membicarakan tentang wacana Adit ingin jadi Kepala Kampung. Tiada hari tanpa membicarakan soal frasa Adit ingin jadi Kepala Kampung. Beban hidup pun seakan hilang kalau sudah membicarakan soal frasa Adit jadi Kepala Kampung. Hanya wacana frasa Adit jadi Kepala kampung yang menjadi trend setter bagi warga kampung.

Dan reaksi warga Kampung pun beragam dengan wacana Adit itu. Ada  warga yang mencibir. Ada yang mendukung. Ada pula yang mempertanyakan niat tulus dan baik Adit.

" Apa sih maksud Adit ingin menjadi Kepala Kampung? Dia kan masih muda?," teriak Mang Rucen saat warga sedang berkumpul di warung kopi Mang Liluk yang terletak disudut Kampung.

" Lho, gimana kalian ini. Memilih dan dipilih itu adalah hak konstitusional warga negara. Dilindungi negara. Hak azazi warga masyarakat. Siapapun boleh menjadi pemimpin asalkan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku di negeri ini.," jawab Pak Fredi.

" Benar dan betul sekali itu, Pak. Permasalahannya, Adit itu kan mapan. Makmur hidupnya. Bagi-bagilah dengan warga lain. Masa semuanya dikuasai. Kayak Kampung ini miliknya pribadi," balas Mang Rucen dengan narasi suara ketus.

" Ha...ha...ha.... Kalian ini ada-ada saja. Orang mau mencalonkan diri menjadi pemimpin kok diperkarakan dan dipermasalahkan," ujar Pak Fredi sambil ngakak terbahak-bahak. Para penggemar kopi di warung Mang Liluk pun terkaget-kaget. 

Suara  tawanya Pak Fredi melengking, seakan-akan menembus langit tujuh. Mentari pun tersenyum. Sinarnya terang. Seterang jiwa-jiwa warga Kampung yang membicarakan frasa Adit jadi Kepala Kampung.

Ternyata keinginan Adit maju sebagai Kepala Kampung bukan sekedar wacana dan perbincangan kosong para warga Kampung semata. Menurut cerita beberapa warga yang bekerja di perkebunan Adit, Adit telah membentuk timses dan tim pemenangan untuk membantu niatnya berkompetisi secara demokratis di pemilihan Kepala Kampung bulan depan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun