Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemimpin (Aji) Mumpung

22 Februari 2019   00:00 Diperbarui: 22 Februari 2019   00:30 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang akan anda dapatkan sebagai rakyat yang merupakan pemegang tertinggi di negeri ini, ketika bangsa dan daerah anda dipimpin oleh pemimpin berkarakter aji mumpung? Tentunya sebagai rakyat yang merupakan pemilik dan penguasa di negeri ini, anda tidak akan pernah mendapatkan sesuatu yang bisa membahagiakan anda dan mensejahterakan seluruh penduduk negeri. Tidak akan pernah.

Penyebabnya sangat jelas, karena seorang pemimpin aji mumpung tidak akan pernah memikirkan dan mengurus anda sebagai rakyatnya. Dalam otak besar seorang pemimpin aji mumpung adalah bagaimana dengan jabatan dan kekuasaannya,  sang pemimpin bertipe aji mumpung bisa mendapatkan sebanyak-banyaknya kekayaan dan kehormatan untuk dirinya pribadi, keluarga dan kroninya. Soal apakah rakyat susah atau senang tidak ada dalam kamus kepemimpinanya.

Sebuah negara atau daerah kalau dipimpin oleh pemimpin bertipe aji mumpung, maka itu adalah sebuah kecelakaan besar. Karena pemimpin bertipe aji mumpung tidak akan pernah mengurus rakyat yang telah memberinya amanah. 

Tetapi bagaimana dirinya berusaha sebaik mungkin dengan kekuasaan yang dipegangnya, mampu meraup sesuatu dari kekuasaannya sebanyak mungkin. Soal apakah dirinya mewariskan prestasi bagi rakyat yang dipimpinnya, sehingga dikenang hingga akhir zaman bagi pemimpin aji mumpung itu tidak ada dalam kamus kepemimpinanya.

Ketika sebuah negara dan daerah dipimpin oleh pemimpin berkarakter aji mumpung, maka kreativitas rakyat tidak akan pernah dieskalasi sesuai dengan kreativitas rakyat. Sebab bagi pemimpin berkarakter aji mumpung rakyat hanya pelengkap penderita dan bukan faktor kardinal (penting) yang harus dipikirkan dan dimartabatkan sesuai dengan kemampuan dan kreativitas rakyatnya. Bahkan pemimpin aji mumpung khawatir dengan kreativitas tinggi warganya yang dapat mengganggu kekuasaannya yang sepi dari prestasi dan kreativitas prestasi.

Yang makin memperparah kekuasaan pemimpin aji mumpung adalah bawahan yang diberinya amanah justru bukan pegawai yang memiliki prestasi dan mampu berpikir untuk kepentingan rakyat banyak. Namun mereka adalah bagian inheren dari pemimpin aji mumpung yang ikut menikmati kekuasaan dari gaya kepemimpinan pemimpin aji mumpung. 

Mereka, para pegawai yang diangkat pemimpin aji mumpung selalu berasumsi bahwa jabatan dan kekuasaan yang mereka terima adalah kekuasaan yang diberikan dan diamanahkan pemimpin aji mumpung untuk mereka sehingga mereka berdalih dengan segudang diksi dan narasi, bahwa tanggungjawab mereka kepada pemimpin aji mumpung dan bukan kepada rakyat yang dalam negara demokrasi merupakan pemilik negeri, bangsa dan daerah ini.

Ketika dipimpin oleh seorang pemimpin berkarakter aji mumpung, maka rakyat sebuah negara dan daerah tidak akan pernah merasakan " apa-apa " dari kehadiran seorang pemimpin yang telah mereka 

pilih di TPS. Rakyat mengurus dirinya sendiri. Ketika rakyat miskin mengalami kesusahan dalam menyekolahkan anaknya sedikit sekali perhatian dan atensi yang diberikan pemerintah. Bahkan rakyat terpaksa kesana kemari untuk bisa mengurus anaknya bersekolah. 

Demikian pula ketika rakyat miskin mengalami kesusahan masalah kesehatan maka hampir dipastikan perhatian pemeintah dibawah kepemimpinan pemimpin aji mumpung tak ada sama sekali. Rakyat hidup dengan caranya sendiri seolah-olah tanpa pemerintah dan pemimpin.Rakyat berjuang sendiri untuk hidup dan berkehidupan. Bisa dikatakan tanpa pemerintah pun rakyat bisa hidup. 

Kedepan sebagai pemilik negeri dan daerah ini, kita sebagai rakyat memang harus super hati-hati dalam menentukan pemimpin negeri ini. Jangan sampai kehadiran pemimpin dan pemerintah tidak memberikan dampak apa-apa bagi kita sebagai rakyat yang notabene merupakan pemilik negeri dan daerah ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun