Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Duka di Ujung Senja

19 Februari 2019   11:52 Diperbarui: 22 Februari 2019   00:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wanita setengah tua itu menembus malam yang pekat. Cahaya rembulan mengiringi langkahnya. Gaya berjalannya bak paragawati di panggung catwalk. Setiap orang yang dilewatinya pasti akan bersiul usil. Maklum wanita setengah baya itu masih terlihat cantik diusianya yang mulai menua. Tapi sisa-sisa guratan kecantikan masih terpatri dalam bentuk wajahnya yang mirip artis sinetron terkenal.

Mak Sri adalah panggilan akrab wanita yang tinggal diujung Kampung. Semua warga Kampung sangat mengenal Mak Sri. Bukan hanya soal kecantikan dan keyahudan bodynya yang sering digambarkan bak  gitar Spanyol, tapi cara wanita itu mengurus suaminya yang mengidap sakit bertahun-tahun membuat semua warga berdecak kagum akan kesetiaan seorang istri. Semua warga Kampung kagum dengan pengabdian Mbak Sri mengurus suaminya yang tak berdaya itu. 

" Luarbiasa tabahnya Mak Sri sebagai seorang istri," kata seorang warga yang mendengar kabar tentang Mak Sri yang mengurus sakit suaminya yang sudah menahun.

" Semoga beliau tabah dan sabar menghadapi semua ini," sela warga yang lainnya dengan penuh rasa simpati yang tinggi.

" Semoga istri kita bisa mengikuti jejak Mbak sri dalam mengurus kita di masa tua nanti," sambung warga yang lainnya. 

Setidaknya sudah hampir tiga tahun, semenjak berdiam di Kampung, suami Mak Sri sudah sakit. Akibatnya suami Mak Sri jarang bersosialisasi dengan warga. Termasuk jarang datang ke acara hajatan warga. Apalagi ke masjid. Sangat jarang sekali terlihat suami wanita itu.. Hanya Mak Sri yang aktif bersosialisasi dengan warga Kampung. Warga pun jarang datang ke rumah Mak Sri. Maklum Mak Sri hanya tinggal bersama suaminya. Kalaupun ada yang datang berkunjung ke rumah itu, kebanyakan para lelaki dari luar Kota yang konon kabarnya sahabat dari suami Mak Sri. Mareka biasanya menginap di rumah Mbak Sri hingga tiga malam. Mareka datang ke rumah Mak Sri dengan menggunakan mobil mewah merk terkini. Dan kalau ada tamu dari luar Kota, biasanya Mak Sri sangat sibuk berbelanja ke Pasar Kampung. Banyak sekali bahan sembako yang dibelinya. Sementara di dompetnya tergumpal uang pecahan seratusan ribu yang menggunung. Penuhi dompetnya yang berharga sangat mahal.

### 

Senja itu cahaya mentari mulai meredup menahan rasa lelah yang tak terperikan. Sejuta pelangi yang mengibar di ujung langit seolah tak mampu teredam dengan sinarnya yang makin menua itu. Sebuah mobil merk terkenal melintasi jalanan Kampung yang mulai berwarna hitam. Sususri jalanan Kampung yang damai. Arahnya jelas. Ya, mobil itu menuju rumah Mak Sri.

Dihalaman rumah, tampak kesumringahan wajah Mak Sri menyambut kehadiran tamunya. Sebuah ciuman mendarat di pipi kanan dan kiri lelaki setengah baya itu dari Mak Sri. Keduanya pun langsung masuk ke dalam rumah. Sementara di dalam rumah, suami Mak Sri tampak gusar dengan kehadiran tamu itu. Wajahnya tak bersahabat. Ada kesan perlawanan. Tapi apa daya. Tak mungkin diatas kursi roda itu dirinya mampu melawan lelaki setengah baya yang masih tampak gagah itu tanpa malu, masuk ke dalam kamar utama mereka yang selama ini mereka tempati. 

" Dasar wanita bajingan. Bisanya hanya menghianati suami," teriak suami Mak Sri.

Teriakan suaminya tak menyurutkan langkah Mak Sri masuk kamar bersama tamu lelakinya. Sang suami hanya bengong mendengar goncangan ranjang istrinya bersama lelaki tamunya. lelaki tua itu hanya terpejam saat desis suara istrinya terdengar dari dalam kamar utama mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun